Selasa, 28 November 2017

Mountain Gardening Tips and Tricks



This week on Salida Yard & Garden, a meeting of the minds: guest Gilpin County Extension Director Irene Shonle and host Chaffee County Extension Director Kurt Jonesshare their "Mountain Gardening Tips and Tricks." Also in this episode, an unintentional poem from Irene:
"There is no use
In shooing off a moose."
http://www.khen.org/salida-yard-and-garden

Minggu, 26 November 2017

PANDUAN DALAM MEMULAI PETERNAKAN BURUNG PERKUTUT

http://tipspetani.blogspot.com/2017/11/panduan-dalam-memulai-peternakan-burung.html


Suara burung perkutut memang terdengar hampir mirip dengan burung puter dan juga burung derduku. Memiliki suara yang bagus dan khas menjadikan burung perkutu begitu digemari masyarakat para pecinta burung, maka tak heran jika harga burung perkutut cukup tinggi di pasaran. Hal inilah yang menjadikan burung ini cukup potensial untuk dibudidayakan.

Bagi anda yang gemar memelihara burung kicauan, maka tidak ada salahnya jika anda mengembangkan hobi anda tersebut untuk dijadikan sebagai peluang bisnis, karena bisnis budidaya atau ternak burung perkutut saat ini cukup menjanjikan. Pada dasarnya, langkah-langkah beternak burung perkutut hampir sama dengan beternak burung-burung lainnya. Di dalam usaha ternak burung perkutut juga dibutuhkan pemahaman dan keuletan dan juga kesabaran dalam menjalaninya.

Bagi anda yang tertarik ingin mencoba untuk beternak burung perkutut, kami telah siapkan informasi mengenai panduan lengkap cara ternak burung perkutut untuk pemula dibawah berikut ini.

Cara Ternak Burung Perkutut dan Pemeliharaannya

1. Persiapan Kandang

Sebelum memulai usaha ternak burung perkutut, sebaiknya persiapkan terlebih dahulu kandang penangkarannya. Di dalam cara membuat kandang penangkaran untuk burung perkutut cukup mudah dan sederhana, asalkan yang paling terpenting di dalam kandang burung bisa terbang dan mengibaskan sayapnya secukupnya.

Ukuran Kandang
Selain itu, ukuran kandang juga dapat disesuaikan dengan lahan yang tersedia berbentuk persegi. Untuk ukuran ideal dari kandang penangkaran sebaiknya minimal memiliki tinggi sekitar 150 cm, Panjang 100 cm dan lebar 50-100 cm. sedangkan pada bagian dasar atau lantai kandang, sebaiknya diberi hamparan pasir atau batu koral untuk menjaga kelembaban kandang. Kemudian pada bagian atap kandang, sebaiknya menggunakan genteng, asbes bergelumbang atau fiber. Jangan pernah menutup atap dengan menggunakan seng, karena dapat menyebabkan suhu di dalam kandang menjadi panas.

Bahan dan lokasi

Bahan yang dapat digunakan yaitu kayu, bambu atau aluminium (jika memungkinkan). Sedangkan untuk dinding sekelilingnya menggunakan ram kawat yang cukup kuat. Pastikan lokasi kandang penangkaran berada di luar, sehingga dapat terkena sinar matahari pagi secara langsung dan bisa mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

2. Pemilihan Indukan

Di dalam usaha ternak burung perkutut, langkah dalam pemilihan bibit indukan merupakan langkah yang sangat penting dan harus selalu diperhatikan untuk menunjang keberhasilan dalam beternak burung perkutut

Baca juga


Berikut ini merupakan beberapa tips dalam memilih indukan burung perkutut yang baik, yaitu meliputi :
  • Memiliki postur tubuh bongkok dan sedikit panjang
  • Memiliki kepala yang besar dan terkesan gagah
  • Batok kepala memiliki parit yang cukup dalam dan panjang
  • Memiliki bentuk paruh yang lurus dan pada bagian bawahnya agak tebal
  • Memiliki lubang hidung yang sempit dan lurus
  • Bentuk mata bulat dan pandangannya tampak tajam
  • Memiliki sisik di bagian kaki yang rapi
  • Memiliki rongga suara yang besar
  • Memiliki supit yang renggang dan tebal
  • Memiliki warna bulu bersih dan cerah
Ciri-ciri Indukan Jantan yang baik

Bagi para peternak burung perkutut, biasanya mereka dapat mengenali ciri-ciri indukan jantan dengan memperhatikan pada ciri-ciri fisik, suara dan juga genetisnya. Berikut ini merupakakan beberapa kiat dalam menentukan indukan burung perkutut jantan dengan melihat pada segi fisik dan suaranya.

Fisik indukan jantan

Ciri-ciri pada bagian fisiknya bisa dilihat pada :
  • Struktur Dada : Jika dibagian tulang dada terlihat lebar, maka burung tersebut memiliki pernafasan yang baik, sehingga suara yang dihasilkan akan semakin panjang dan merdu.
  • Struktur Kantung Suara : Semakin Lebar kantung suara yang dimilikinya, maka irama suara yang dihasilkan akan semakin baik dan merdu.
  • Struktur Tubuh : indukan jantan yang baik, memiliki postur tubuh yang terlihat tegap dan gagah, terutama pada saat sedang bertengger.
  • Bulu : indukan perkutut jantan yang baik memiliki bulu dada yang halus dan mengkilap, karena biasanya bulu halus dan mengkilap di bagian dada menandakan suara yang dihasilkannya sangat bening dan nyaring. Sedangkan jika bulu dadanya terasa halus namun kusam, maka suara yang dihasilkan akan serak.
Kualitas suara indukan jantan

Untuk mengetahui kualitas suara burung perkutut dapat dikenal dengan cara :
  • Kualitas irama suara bagian depan
  • Kualitas irama suara bagian tengah
  • Kualitas irama suara bagian ujung
Ciri-ciri indukan betina yang baik, yaitu :

Untuk mengetahui ciri-ciri indukan betina yang baik, maka dapat dikenali dengan beberapa ciri berikut ini :
  • Memiliki postur tubuh yang tegap
  • Memiliki struktur tulang dada yang lebar
  • Irama suara dapat disesuaikan dengan kualitas suara dari indukan jantan
3. Teknik Penjodohan

Untuk melakukan penjodohan para burung perkutut agar bisa segera dikainkan yaitu dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini.

Merekat bulu sayap

Sifat dan karakteristik dari indukan perkutut jantan lebih agresif jika dibandingkan dengan indukan betina, maka pada saat dilakukan penjodohan sebaiknya bulu sayap sang jantan di rekat sekitar 4-5 helai dengan menggunakan solasi kecil. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya serangan kepada indukan betina saat dilakukan penjodohan.

Mengurung sangkar di dalam kandang

Masukan indukan jantan dan betina kedalam kandang penjodohan, namun indukan betina sebaiknya dipisahkan dengan menggunakan sangkar. Biarkan beberapa lama sampai indukan jantan dan betina mulai akrab dan berjodoh. Setelah itu, baru indukan betina bisa di satu kandangkan dengan indukan jantan untuk melakukan perkawinan.

http://tipspetani.blogspot.com/2017/11/panduan-dalam-memulai-peternakan-burung.html

Satu indukan jantan dengan beberapa indukan betina

Jika indukan jantan terlalu agresif dan ganas kepada indukan betina saat akan dilakukan penjodohan, maka solusi terbaiknya yaitu memasukan 1 ekor indukan jantan kedalam kandang penjodohan yang berisi beberapa ekor indukan betina. Hal ini bertujuan agar indukan jantan bisa memilih indukan betina yang disukainya. Setelah mendapatkan jodohnya, maka pasangan burung perkutut tersebut dapat dimasukan ke dalam kandang penjodohan.

http://tipspetani.blogspot.com/2017/11/panduan-dalam-memulai-peternakan-burung.html

Pemberian Pakan

Jenis pakan untuk burung perkutut yaitu pakan berupa biji-bijian yang terdiri dari campuran jerawut, beras merah, ketah hitam, gabah merah, milet, godem dan canary seed. Pastikan pakan yang diberikan masih baru dan berkualitas bagus. Pemberian pakan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan, hal ini tentunya untuk menjaga kondisi dan berat tubuh burung tetap terjaga.

Pemberian pakan untuk burung yang diternakan dengan burung yang akan diikut lombakan jelas berbeda, umumnya konsumsi pakan burung perkutut sekitar 10% dari berat tubuhnya. Namun agar tidak terlambat di dalam pemberian pakan, sebaiknya pakan harus selalu tersedia di dalam sangkar untuk pakan cadangan.

Begitu juga dengan air minumnya, pastikan air minum di dalam sangkar selalu tersedia dan ganti secara rutin air minumnya setiap hari atau 2 kali sehari. Sedangkan di dalam kandang penangkaran sebaiknya selalu tersedia bubuk bata merah dan pasri yang ditebarkan di lantai kandang, ini bertujuan agar burung bisa memakan kerikil pasir dan juga bubuk bata merah yang biasa konsumsi oleh burung perkutut untuk membantu mencerna makanan dan juga sebagai sumber mineral.

Jumat, 17 November 2017

Composting yard waste



Kurt M. Jones
Chaffee County Extension Director

               As our gardening season comes to an end, rather than throwing away plant waste, many gardeners will compost those materials and help to improve their soils for future years.
               Composting is an accelerated way to reduce the volume of organic wastes and return them to the soil to benefit growing plants.  Organic matter improves the drainage and aeration of clay soil.  Compost can be thought of as a separator that “shoulders apart” tightly packed clay particles to allow air and water to enter.  Compost also helps sandy soil hold water and nutrients.  Compost holds moisture like a sponge and releases nutrients slowly into plants as needed.  It also increases the activity of earthworms and other natural soil organisms that are beneficial to plant growth.  Compost should not be thought of as a fertilizer.  The amount of nutrients in compost is limited, but the improved soil characteristics make the addition of compost into garden or flower beds worth the effort.
            Choose your composting site carefully.  Partial shading avoids the baking and drying in summer but provides some solar heating to start the composting process.  A site protected from drying winds prevents too much moisture loss.  Choose a site that is close to where the composted materials will be used, but not highly visible or one that interferes with yard activities.
            Structures are not necessary for composting, but prevent wind and marauding animals from spreading plant waste.  Structures are also more aesthetically pleasing for your family and neighbors.  The structure should be large enough to handle the amount of yard waste you are likely to produce, yet small enough to be able to mix the contents and remove the composted materials.  A suggested minimum size is 36 inches by 36 inches by 36 inches high.  Some better insulated wood or plastic structures can hold sufficient heat at smaller volumes.
            The breakdown of organic yard wastes is a biological process dependent on microorganism activity.  Like most living things, these microbes require favorable temperatures, moisture, oxygen, and nutrients.
            Plant digesting microbes operate in a temperature range of 70 degrees F to 140 degrees F.  Well-managed compost breaks down rapidly at internal temperatures between 120 degrees to 130 degrees F.  During the winter months, microbial activity is slowed, thereby slowing the composting process.
            Probably the toughest balance to maintain in Colorado’s climate is the moisture and oxygen balance.  Moisture must be added to compost piles to maintain optimal microbial activity.  Too much moisture, however, will limit the amount of oxygen causing the compost to have a foul odor and to not break down.  The best description of the proper moisture level is “moist” or “damp” but not “soggy.”  The entire mass of plant waste should be moistened uniformly to the point where only a few drops of water can be squeezed from a fistful of plant material.
            The microbes that break down plants use the plants for food.  Nitrogen is the most important nutrient.  A shortage of nitrogen in the composting materials greatly slows the process.  Green plant materials fortunately contain a high percentage of nitrogen.  Other sources of nitrogen include animal waste, granular fertilizer, or bloodmeal.  Carbon is also an important nutrient in the composting process.  Sources of carbon include woody materials, fallen leaves, shredded newspaper and animal bedding.
            Smaller particle sizes greatly enhance the composting process.  Plant pieces of ½ to 1-1/2 inches are ideal, allowing sufficient surface area for microbial activity.  These different plant materials should be layered in the composting structure in 6-8 inch layers.  Use equal parts of green plant materials (nitrogen source) and dry plant materials (carbon source).  Some soil can be added to the compost pile to inoculate the pile, but research has shown that too much soil can hinder the composting process.  “Soilless” composting is an effective means of breaking down plant materials.

Kamis, 16 November 2017

Columbine - official state flower of Colorado



By Ed Powers

I have lived from east coast to west coast and North to south of the US before settling in Colorado.  I have chosen some favorite flowers during that time and the top of the list is Columbine.  They are the the most delicate, beautiful and hardy flower that I have grown.  They grow almost anywhere -- and self seed at a fast pace.  They make any space beautiful, in my opinion.   So you can imagine the excitement I felt when we decided to move to Colorado where we find one of the most, if not the most, beautiful varieties of Columbine in nature: the white and lavender Rocky Mountain Columbine.


A cluster of columbine near Silverthorne at 14000 feet
It was designated the official state flower of Colorado in 1899 after winning the vote of Colorado's school children. Discovered in 1820 on Pike's Peak by mountain climber Edwin James, the Rocky Mountain columbine ( Aquilegia caerulea) is a lovely flower with a rich aroma to attract bees, hummingbirds and butterflies to its nectar. The Latin word aquila means "Eagle" and refers to the claw-like spurs at the base of the flower.
There are another  65-70 species of columbines (Aquilegia) in the world, all native to temperate regions of the northern hemisphere. Many of the taller species inhabit meadows or open woodlands, with some extending into the alpine zone. In the garden, they are carefree plants that simply require well-drained soil and regular watering during dry spells. They are all late spring-early summer bloomers. Many of the species about to be described are not available at local nurseries, but are often found among offerings of mail-order specialist nurseries or as seed from seed exchanges. However, a word of warning; columbines are promiscuous and will hybridize with blooming neighbours so seeds from exchanges may end up being hybrids. If growing from seed, provide the sown seeds with a stratification period of 4-6 weeks to simulate a winter, or sow outside in the fall. All of these species are hardy to USDA zone 5 and several are hardy to zone 3.
The white and lavender Rocky Mt. Columbine has blue-violet petals and spurs, a white cup and yellow center. Blue is a symbol of the sky, white represents snow, and yellow symbolizes Colorado's gold mining history. However it is threatened by collectors who want it for their rock gardens. A law was enacted in 1925 to protect this rare & delicate flower. The Colorado General Assembly wisely made it illegal to uproot the flower on public lands and the gathering of blossoms and buds is limited (and on most public lands, not permitted at all). It also may not be picked on private land without the consent of the landowner.
A cluster of columbine at 9,000 feet
I enjoy seeing these columbine flower so much that I have taken many pictures of them above 9000 ft in the Ouray, Colorado area over the last 3 summers, including the ones in this article.

Beranda pertanian masa kini