Kamis, 31 Januari 2019

CARA MEMBUAT BIBIT DURIAN DENGAN SISTEM BAWOR ATAU KAKI GANDA

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-membuat-bibit-durian-dengan-sistem.html

Kaki ganda atau bawor (bawah di owor) sudah diperkenalkan sejak lama oleh seorang pakar melalui ulasan di majalah 


https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-membuat-bibit-durian-dengan-sistem.html

Banyak yang salah mengerti karena pembibit dan bahkan toko bibit sekalipun juga menjual bibit ini yang sebenarnya adalah jenis monthong. Padahal jenis ini pun masih banyak lagi varian nya.

Jadi kaki ganda itu, merupakan penambahan batang bawah lebih dari satu. Buat pekebun bisa menggunakan 3 kaki saja sudah cukup, namun untuk kolektor ada yang pasang 20 kaki buat pamer.

Batang bawah (root stock) biasanya berasal dari biji (seedling) durian lokal yang sudah mampu beradaptasi dengan kondisi iklim dan tanah kawasan setempat, dan kaki tambahan juga bisa dari jenis seedling yang sama, ataupun berbeda jenis asalkan masih satu keluarga durian juga.

Kaki ganda bisa di aplikasikan pada hampir semua jenis tanaman tahunan, karena dianggap bisa memberikan manfaat sbb:
  1. Perakaran semakin kuat dan luas, sehingga bisa memberi nutrisi dan supply yg bagus untuk batang utama.
  2. Mengurangi risiko penyakit akar dan batang seperti phytophtora karena ada kaki cadangannya, jika salah satu kakinya harus di amputasi.
  3. Mempercepat pertumbuhan vegetatif sehingga tanaman bisa cepat besar dan saat terjadi pertumbuhan generatif, tanaman bisa belajar buah lebih cepat dari kondisi alamiahnya,.
  4. Meningkatkan jumlah produksi baik dari segi jumlah dan ukuran buah, karena sistem perakaran yang banyak dan luas.
  5. Tampilan pohon jadi unik dan lebih kokoh dan kuat, apalagi jika sudah berukuran besar.
  6. Menurut mitosnya, penggunaan kaki dari berbagai jenis durian berbeda, dianggap mampu menghasilkan buah yang berbeda dan lebih baik dari induk aslinya.
Namun begitu, ada juga pandangan lain yg mengingatkan beberapa hal penting dalam implementasi Kaki ganda ini, antara lain sbb:

1. Kompatibilitas batang bawah akan mempengaruhi kualitas keunggulan batang atasnya. Bahkan bisa saja tunas batang atas tumbuh subur selama beberapa saat, setelah itu mati kering akibat ditolak oleh batang bawah. Contohnya tanaman Karantongan yang di sambung susu dengan monthong, berikut ini:

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-membuat-bibit-durian-dengan-sistem.html

2. Peletakan tumpuan sambungan kaki dibawah titik okulasi, mudah terserang penyakit, karena terlalu rendah. Ini sering diatasi dengan membuat kaki ganda yang tinggi menggunakan batang bawah yang sudah panjang.

3. Kualitas buah yang dihasilkan dianggap tidak sesuai aslinya, walaupun sulit juga membuktikannya, karena faktor perawatan dan kondisi alamiah lahan dan klimat setempat juga ikut mempengaruhinya.

Walaupun ada juga pandangan berbeda mengenai implementasi kaki ganda, namun dalam prakteknya, kaki ganda jadi pilihan favorit dan meningkatkan harga jual bibitnya karena proses pembuatan yang lebih sulit dan penggunaan seedlingyang lebih banyak.

Sekarang bagaimana cara membuatnya?

Cara membuat kaki ganda, mirip dengan cara membuat okulasi, jadi persiapannya sederhana saja yakni;

1. Siapkan pisau okulasi atau pisau apa saja asal tajam dan bersih, dan siapkan juga plastik pembungkusnya dari plastik es mambo, atau plastik buat bungkus makanan yang elastis.

2. Setelah itu, tentu saja siapkan tanaman yang akan di beri kaki, dan batang bawahnya sesuai jumlah yang di inginkan. Perlu diperhatikan, bahwa sebelum dilakukan proses sambung kaki, tanaman harus sudah dalam keadaan segar dan subur, namun 2-3 minggu sebelumnya jangan di beri pupuk dan kurangi penyiraman agar kondisi kambium cukup tebal dan kandungan airnya rendah.

3. Lakukan pemasangan kaki secara bertahap, maksimal 3 kaki tambahan sekali pasang. Hal ini perlu diperhatikan mengingat prosesnya dilakukan dengan melukai batang utamanya maka harus diperhatikan agar tidak memasang banyak kaki secara bersamaan, karena selain sulit proses membungkusnya, juga bisa menyebabkan batang utamanya bisa stress dan mati.

4. Tanam batang utama dan batang calon kaki dalam satu polybag, dengan susunan mengelilingi batang utama.

5. Pada ketinggian yang sesuai dengan tingginya calon kaki, buka kulit batang utama dari bagian bawah ke atas. Jaga agar kambiumnya tidak tergores atau rusak. Sisakan kulit yg terkelupas buat penutup batang bawah yang nanti akan disisipkan.

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-membuat-bibit-durian-dengan-sistem.html

6. Potong calon batang bawah dan sisipkan bagian yang terluka melekat pada batang utama yang sudah dikupas.
https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-membuat-bibit-durian-dengan-sistem.html

7. Lakukan hal yang sama untuk kaki yang lainnya, sepanjang luasan batang utamanya cukup untung menampung seluruh kaki yang akan dipasang.
https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-membuat-bibit-durian-dengan-sistem.html

8. Bungkus rapat seluruh sambungan baru dimana melekat bagian pangkal kaki yang sudah di pasang pada batang utama, agar tidak terjadi penguapan dan terhindar dari air.
https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-membuat-bibit-durian-dengan-sistem.html

9. Tunggu sampai 4 minggu atau lebih, agar kondisi sambungan sudah melekat cukup kuat dan menyatu dengan batang utamanya. Untuk bagian sambung kaki, proses pengikatan boleh dipertahankan lebih dari 4 minggu, bisa saja dibiarkan sampai terlihat batangnya tercekik, baru dibuka. Bahkan di ikat dengan tali rafia pun juga bisa, seperti pohon mangga ini contohnya:
https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-membuat-bibit-durian-dengan-sistem.html

Nah akhirnya anda sekarang punya pohon durian kaki ganda. Namun begitu saya akan sampaikan sedikit kontoversi mengenai penempatan kaki ganda.

1. Di pasaran banyak kaki ganda yang terletak dibawah mata okulasi. Hal ini bukan salah, namun dianggap berisiko terkena penyakit yang berasal dari bawah, karena pertemuan kaki ganda ada sudut dan celah sempit tempat jamur penyakit dan hama bisa tumbuh subur.

2. Disarankan menempatkan kaki tambahan di atas mata okulasi. Hal ini bisa membantu memperkuat arsitektur tanaman, karena posisi kaki tambahan ikut menyangga batang utama dengan ketinggian yang lebih baik. Untuk pekerjaan ini, akan makan waktu lebih lama, karena menunggu tunas okulasi tumbuh cukup besar supaya bisa dipasang kaki tambahan.

3. Ukuran dan usia berapa kaki sebaiknya ditambahkan? Sebaiknya kaki tambahan diberikan saat tanaman masih usia muda, batangnya masih lentur dan ukuran batang yang akan dilekatkan, besarnya cukup seimbang. Beda ukuran tidak masalah, asalkan ukuran batang utama lebih besar dari batang tambahan.

4. Kaki tambahan boleh dipasang walaupun sudah ada kaki tambahan sebelumnya. Letakkan kaki tambahan yang baru diatas mata okulasi, supaya struktur tanaman bisa lebih bagus dan kuat.

5. Bila nantinya buah yang dihasilkan kurang bagus karena bibit yang tidak sesuai dengan harapan, tidak perlu risau, karena anda masih bisa melakukan top working, dan menjadikan batang utama yang sudah besar tadi sebagai inter stock.
SIMAK JUGA ARTIKEL INI
https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/rahasia-pembibitan-durian-dari-biji.html

PANDUAN BUDIDAYA PEPAYA DENGAN TEKNIK MENCANGKOK

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html
PEMBIBITAN PEPAYA DENGAN TEKNIK CANGKOK

Tanaman pepaya umumnya dikembangbiakkan secara generatif yaitu dengan penyemaian biji. Namun demikian sebagai alternatif dan variasi tanaman ini dapat pula diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu dengan pencangkokan yang memiliki beberapa keunggulan.

Keuntungan bibit pepaya hasil cangkok

Bibit pepaya yang dihasilkan dari hasil cangkok akan memiliki sifat buah yang sama dengan induknya. Sementara tanaman dari biji pepaya bisa menghasilkan sifat buah yang bervariasi, terkadang berbeda dari induknya. Selain itu tanaman pepaya hasil cangkok lebih cepat berbuah dan posisi buah jauh lebih pendek dari tanaman hasil penyemaian biji.

Sementara itu kelemahan pengembangan tanaman pepaya dengan metode cangkok ini terkait terbatasnya jumlah cabang yang bisa dicangkok. Untuk kebun dengan area luas yang besar kebutuhan akan bibit pepaya masih sukar dipenuhi dengan bibit hasil cangkok sehingga pekebun lebih memilih bibit hasil semai dari biji. Bibit cangkok pepaya cocok juga untuk di tanam sebagai tabulampot.

Pemilihan Batang Cangkok
Tanaman pepaya yang akan dicangkok sudah pernah berbuah dengan kualitas buah yang baik. Tingkat kemanisan buah, ketebalan dan kekenyalan daging buah biasanya menjadi ukuran. Batang yang dicangkok dapat diambil dari cabang-cabang yang muncul dari batang utama tanaman atau dari cabang-cabang dari tunas baru yang sengaja ditumbuhkan.

Tanaman pepaya yang sudah lama berproduksi biasa tumbuh tinggi. Tanaman ini bisa dibuat pendek lagi dengan cara pemotongan batang utama agar tumbuh tunas-tunas yang baru. Sebagian dari tunas ini bisa dipelihara agar berbuah lagi dan sebagian lagi dijadikan bahan cangkok. Agar batang pepaya yang dipotong tidak busuk atau kemasukan air, bekas potongan bisa ditutup dengan plastik.


Ada beberapa cara pencangkokan pepaya diantara dengan melakukan penyayatan cabang dan satu lagi dengan meretakkan cabang yang hendak dicangkok. Sebelum dilakukan pencangkokan, cabang-cabang yang hendak dicangkok hendaknya telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Model Cangkok Sayatan
Pada model ini, cabang yang hendak dicangkok disayat dengan menggunakan pisau yang bersih dan tajam. Agar kedua permukaan sayatan tidak menyatu kembali, pada sela antara kedua hasil sayatan ini diganjal dengan kayu.

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html

Setelah itu, pada area sayatan dapat dibungkus dengan dengan plastik yang diisi media pencangkokan. Tanah yang dicampur dengan pupuk kandang dapat dijadikan media cangkok. Terakhir pencangkokan diikat dengan erat menggunakan tali. Buat juga lubang-lubang pada plastik dengan cara tusuk pakai lidi. Lubang ini untuk memudahkan air masuk saat penyiraman cangkokan.

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html

Model Cangkok Retakan

Pada model ini, cabang yang hendak dicangkok dibuat retakan pada pangkalnya. Caranya dengan membengkokkan batang ke bawah hingga terjadi retakkan di pangkal cabang. Setelah itu cabang dibengkokkan ke arah berlawanan untuk mendapatkan retakkan di sisi yang lain. Saat melakukan pembengkokan ini, jangan sampai cabang menjadi patah dan putus.

Langkah berikutnya adalah membungkus pangkal cabang yang di bagian retakkan tadi dengan plastik dan media, persis seperti pencangkokan biasa.

Agar batang yang retak tadi tidak patah, perlu diberikan penyangga dari kayu atau bambu. Tinggal menunggu apakah langkah pencangkokan berhasil atau gagal.

Hasilnya akan seperti ini ?
Saat ditengok pada hari ke-19, terlihat beberapa serabut akar berwarna putih mulai menembus tanah dan terlihat dari luar lapisan plastik. Kemungkinan akar-akar ini sudah mulai keluar saat cangkokan berusia 14 hari atau sekitar dua mingguan. Setelah akar tampak banyak dan terlihat kuat, barulah nanti dipotong dan ditanam di tempat yang baru.

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html
Pepaya, 30 hari setelah cangkok

Akar-akar pada cangkok pepaya ini keluar pada bagian tepi-tepi sayatan batang yang terbuka. Perakaran terlihat muncul mulai dari batas kayu pengganjal kemudian melingkar bibir sayatan. Pada bekas sayatan bagian dalam tidak nampak pertumbuhan akar.

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html

Perakaran cangkokan saat dibuka dan dibersihkan tanahnya, tentunya jika ingin ditanam tidak perlu dibuka seperti ini. Bisa-bisa malah mati saat ditanam.

Perangsang Akar
Praktek cangkok pepaya ini dilakukan tanpa menggunakan zat perangsang akar maupun zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk stimulan tumbuhnya akar. Sayatan dibiarkan begitu saja tanpa tambahan zat-zat tersebut dan langsung dibungkus saja dengan media tanah. Pada kenyataannya akar cangkokan tetap tumbuh dari bekas sayatan meskipun memerlukan waktu yang sedikit lebih lama.

PANDUAN DASAR PEMBIBITAN TANAMAN CENDANA

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-budidaya-pepaya-dengan-teknik.html

Pada tanah yang banyak mengandung, tanaman Cendana memerlukan tanaman inang seperti lombok, terung dan lain-lain, karena tergolong pohon setengah parasit. Pada pembuatan tanaman, pohon Cendana dapat dicampur antara lain dengan Albizia chinensis, Acacia sp, Cassia siamea, Tamarindus indicus, Pseudium guyava. Tanaman tersebut selain berfungsi sebagai inang juga sebagai pelindung.

Biji tanaman cendana dapat diperoleh dari kebun sendiri atau membeli dari perusahaan yang ditunjuk oleh Departemen Kehutanan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan biji antara lain :

Santalum album atau dengan nama daerah Cendana mempunyai penyebaran alami terbatas di Indonesia antara lain Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi dan Maluku. Tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian antara 50 – 1200 meter dpl, tipe iklim D dan E (menurut Schmidt-Ferguson) dengan rata-rata curah hujan per tahun antara 1100 – 2000 mm serta memiliki 14 hari hujan dalam 4 bulan terkering.

1. Biji berasal dari pohon yang pertumbuhannya baik, 
Jelas asal usulnya, Kulit biji segar, mengkilat, berukuran besar dan sehat. Biji yang sudah dikumpul harus segera disemaikan atau ditanam dilapangan, karena dalam jangka dua bulan dalam temperatur kamar daya kecambahnya turun 50% dan setelah 5 bulan 0%. Daya kecambah biji dapat dipertahankan tetap tinggi bila disimpan pada ruangan bertemperatur 5 ºC – 7 ºC dengan kelembaban 45 %.

2. Penaburan biji
Lokasi persemaian untuk pembuatan bibit cendana harus memenuhi persyaratan yaitu berdekatan dengan lokasi penanaman dan lingkungan lokasi pembibitan harus sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki tanaman cendana, cukup tersedia air dan mudah diawasi. Penaburan biji dapat dilakukan dalam bedeng tabur yang terbuat dari bak kayu atau bak plastik dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan jumlah biji yang akan ditebur. Umumnya bedeng tabur yang digunakan berukuran 2 x 1 m atau 1 x 1 m. 

Media tabur menggunakan campuran tanah lapisan olah dan pasir halus dengan perbandingan 1 : 2. Sebelum digunakan sebaiknya media tabur tersebut dicampur dengan produk TSP dengan dosis 1 kg TSP untuk 1 m3 media. Sebelum media tabur tersebut ditananami biji disiram secukupnya. Biji ditanam dengan jarak 1 x 2 cm atau 5 x 5 cm. Setelah ± 7 hari biji berkecambah. 

Hal yang perlu diperhatikan dalam menyemaikan dan menanam tanaman cendana adalah sebagai berikut : 
  • Biji cendana disemai bersama-sama tanaman inangnya. Tanaman inang yang digunakan antara lain
  • lombok. 
  • Penanaman biji sedalam ± 1 cm kemudian ditutup oleh tanah halus atau pasir.
  • Memberikan naungan pada bedeng tabur dan melakukan penyiraman pada pagi dan sore hari.
  • Melakukan pemeliharaan antara lain berupa : pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit
  • Setelah kecambah berumur 1 – 2 minggu dan batangnya mulai mengayu segera disapih, bersama-sama pohon inangnya.

BEBERAPA METODE PEMBUATAN ARANG

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/beberapa-metode-pembuatan-arang.html
BEBERAPA METODE PEMBUATAN ARANG
1. Metode Konvensional
Pembuatan arang dengan cara timbun merupakan cara tradisional, banyak dilakukan di pedesaan dan tidak memerlukan biaya produksi tinggi. Arang yang dihasilkan umumnya hanya digunakan untuk bahan bakar dalam rumah tangga.

Pada metode pembuatan arang dengan kiln baik earth maupun portable kiln, kayu langsung berhubungan dengan pemanas atau api dan tujuan utamanya memproduksi arang kayu. Metode kiln yang sangat sederhana adalah pembuatan arang dengan timbunan tanah. Prinsip kerjanya adalah kayu yang membara memberikan panas untuk berlangsungnya proses pengarangan.

Keuntungan pembuatan arang dengan cara timbun diperoleh kemudahan dalam penetapan lokasi pengarangan, penyesuaian timbunan dengan jumlah bahan baku yang tersedia dan dalam memproduksi arang dapat dilakukan dengan modal yang kecil. Selain itu, metode timbun juga mempunyai kelemahan yaitu proses karbonisasi tidak dapat diamati secara cermat atau sulit dikontrol dan proses pengarangan memerlukan waktu lama serta rendemen arang umumnya rendah.

Pada pembuatan arang dengan menggunakan metode lubang tanah, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan lokasi pembuatan lubang tungku. Lokasi pembuatan lubang terletak relatif terlindung dari pengaruh hujan serta agak landai agar memudahkan didalam kegiatan pembuatan arang nantinya. Kelebihan pembuatan arang dengan menggunakan metode tungku lubang tanah adalah volume kayu serta ukuran bahan baku dari limbah yang digunakan relatif lebih besar.Lubang digali dalam tanah dengan ukuran 1 x 2 x 3 m, pada dasar lubang dimasukkan sedikit bahan baku kemudian dibakar setelah itu bahan tersebut ditambahkan secara bertahap sampai mencapai permukaan lubang. Air dipancarkan/dipercikkan bila dalam proses pembakaran timbul nyala api. Jika proses pembakaran telah selesai maka seluruh permukaan lubang ditutup dengan daun dan batang kemudian dibiarkan sampai dingin. Metode ini menghasilkan arang dengan mutu rendah dan umumnya hanya untuk keperluan rumah tangga.

2. Metode Kiln Drum
Pembuatan arang dengan cara kiln drum umumnya digunakan untuk tujuan komersil. Dengan metode drum, karbonisasi dapat diamati dan diawasi melalui pengatur udara masuk dan tidak tergantung dari cuaca pada saat itu. Carakiln drum ini cocok dikembangkan bagi penduduk yang berada di sekitar hutan guna untuk mengurangi limbah tebangan dari areal hutan produksi. Kiln ini terbuat dari besi yang terdiri atas dua buah silinder dipasang secara bersambung. Cara kerjanya adalah panas berasal dari bahan baku kayu itu sendiri yang dibantu oleh udara dari luar yang diatur menurut kapasitas kilntersebut. Portable kiln memerlukan waktu pengarangan ± 4 (empat) hari untuk kapasitas 9 – 10 m³ kayu dengan hasil arang ± 1800 kg.

Teknologi pembuatan arang dengan kiln drum adalah suatu metode pembuatan arang yang murah dan sederhana tetapi dapat menghasilkan rendemen dan kualitas arang yang cukup tinggi. Teknologi ini dapat diterapkan pada industri rumah tangga di pedesaan karena bahan konstruksi drum bekas mudah diperoleh dengan harga yang relatif murah. Selain itu, konstruksi tungku dan operasi pengolahannya mudah dilakukan oleh siapa saja yang berminat dan tidak memerlukan pendidikan khusus.

Sebelum melaksanakan pembakaran terlebih dahulu alat dibersihkan dari sisa abu yang tertinggal di dasar drum. Selanjutnya pada dasar drum diberi beberapa kayu atau kertas dan dibakar, kemudian dibiarkan sampai bahan tersebut menyala, kemudian ditambahkan setengah dari drum ke dalam tungku pembakaran, pada tahap ini harus dijaga agar bahan yang dibakar tidak menyala. Untuk tahap penambahan selanjutnya dilakukan apabila bahan yang sedang dibakar menyala dan tidak mau padam walaupun telah ditutup penutup drumnya. Banyaknya penambahan sama dengan penambahan pertamanya. Pekerjaan ini dilakukan sampai drum pembakaran penuh, setelah itu bahan yang ditambahkan terkarbonisasi drum ditutup tapi lubang kecil tetap dibiarkan terbuka. Setelah ada tanda-tanda asap putih kebiruan yang halus keluar dari lubang kecil penutup drum maka lubang tersebut ditutup rapat dan akhirnya drum dibiarkan sampai bahan terkarbonisasi penuh dikeluarkan dari drum pembakaran.

3. Metode Kiln Bata dan Beton
Kiln bata merupakan modifikasi dari model Thailand yang dirancang untuk kemudahan operasi dan kualitas arang yang dihasilkan. Dengan menggunakan dinding terbuat dari bata yang diplester atau kombinasinya dengan campuran pasir dan semen, maka kiln dapat dibuat dalam ukuran besar dan permanen sehingga bahan baku dapat terkontrol sehingga waktu proses lebih cepat serta menghasilkan arang dalam jumlah lebih banyak, seragam dan kualitas yang lebih baik. Perkembangan lanjut tipe ini mengarah pada variasi bentuk dinding, atap, bahan kontruksi, jumlah cerobong asap, lubang pengapian dan ukuran pintu pemasukan bahan baku.

Kiln terdiri atas ruang pembakaran, pintu pemasukan kayu, lubang pembakaran, lubang udara, lubang penguapan dan cerobong asap. Badan dan atap kiln terbuat dari bata, dengan ukuran diameter 2,2 m dan tinggi 1,6 m. Lubang pembakaran berjumlah 2 buah, lubang udara 6 buah, lubang penguapan 4 buah, cerobong asap 1 buah dan pintu pemasukan kayu 1 buah. Ukuran kayu berdiameter 10 – 25 cm dan panjang antara 25 – 50 cm, lama proses pengarangan dari saat pembakaran sampai arang dikeluarkan dari kiln adalah 2,5 hari (55 jam) atau seluruhnya memerlukan siklus waktu 6 – 7 hari.

PANDUAN DASAR UNTUK PETERNAKAN KELINCI

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-dasar-untuk-peternakan-kelinci.html

Peluang usaha ternak kelinci cukup menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi dan cepat berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok kelinci, yakni kelinci budidaya dan kelinci hias. Kelinci budidaya adalah jenis kelinci yang dibudidayakan untuk dikonsumsi dagingnya atau diambil kulit dan bulunya. Sedangkan kelinci hias adalah jenis kelinci untuk hewan kesayangan.


Sebenarnya tak ada batasan pasti antara kelinci hias dan budidaya. Banyak ras kelinci yang awalnya diperlakukan sebagai kelinci hias, dikemudian hari dimanfaatkan menjadi kelinci pedaging. Karena ras tersebut memiliki keunggulan pedaging seperti bobotnya yang besar, pertumbuhan bobot cepat dan perkembangbiakannya tinggi. Begitu pula sebaliknya, kelinci yang awalnya diperuntukan untuk pedaging namun karena bentuk dan rupanya indah memukau, kemudian dikembangkan sebagai kelinci hias.

JENIS KELINCI YANG DIBUDIDAYAKAN

Terdapat tiga fokus utama dalam ternak kelinci, yakni berorientasi pada daging, kulit dan bulu. Jenis-jenis kelinci pun memiliki keunggulan berbeda-beda, ada yang unggul di pertumbuhan daging, kualitas kulit dan produksi bulu atau woll. Di Indonesia, ternak kelinci masih didominasi oleh kelinci pedaging. Hal ini karena industri kulit dan woll kelinci belum berkembang luas.

Ada baiknya kita mengenal jenis-jenis kelinci agar bisa disesuaikan dengan orientasi ternak kita, apakah mau fokus pada daging, kulit atau bulu. Kementerian Pertanian mengeluarkan panduan untuk para peternak kelinci agar memelihara kelinci sesuai peruntukannya. 

Menyiapkan kandang

Secara umum terdapat dua tipe kandang yakni, sistem terbuka dan tertutup. Kandang sistem terbuka berupa hamparan lahan yang sekelilingnya diberi pagar. Kelinci dibiarkan bebas berkeliaran dalam area tersebut. Dalam area kandang disediakan naungan untuk berteduh dan tempat istirahat. Kandang terbuka ini sudah menjadi tipikal usaha ternak kelinci tradisional di Indonesia. Dengan sistem seperti ini pemeliharaan relatif lebih mudah. Apalagi kalau hamparannya luas, kelinci dibiarkan mencari makan sendiri jadi kalau sekali-kali telat dalam memberi pakan tidak perlu khawatir. Kelemahan sistem ini memerlukan lahan yang luas. Hanya layak dilakukan di pedesaan dimana ketersediaan lahan cukup besar.

Kandang tertutup merupakan kandang yang dibatasi lantai, dinding dan atap. Kandang jenis ini cocok untuk usaha ternak intensif. Budidaya kelinci dengan sistem kandang tertutup memerlukan dua tipe kandang, yaitu tipe postal dan tipe baterai. Kandang tipe postal adalah kandang untuk menempatkan beberapa ekor kelinci sekaligus. Digunakan sebagai kandang perkembangbiakkan dan merawat anak-anak kelinci. Sedangkan kandang tipe baterai adalah kandang yang dirancang untuk mewadahi satu ekor kelinci per kandang, biasanya berbentuk rak bersusun. Cocok digunakan untuk pembesaran. Untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem perkandangan kelinci, 

Memilih indukan

Memilih bibit atau calon indukan harus benar-benar diperhatikan. Karena bibit berperan besar menentukan tingkat keberhasilan ternak kelinci. Indukan kelinci menentukan produktivitas dan kualitas hasil budidaya.

Berikut ini beberapa kiat untuk memilih bibit ternak kelinci potong:
  • Cari kelinci yang memiliki riwayat kesehatan yang baik. Keturunan dari kelinci-kelinci yang menghasilkan banyak anak dalam sekali kelahiran.
  • Bobot tubuh indukan kelinci betina minimal 4-5 kg, jantan 3-5 kg.
  • Memiliki pinggul yang bulat penuh.
  • Punggung tidak cekung.
  • Mata cerah, tidak terlihat lesu dan ngantuk.
  • Bulu bersih, terutama di sekitar kelamin.

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-dasar-untuk-peternakan-kelinci.html
Di alam bebas kelinci hanya mengkonsumsi hijauan. Untuk usaha ternak, kita bisa memberikan hijauan, konsentrat, ditambah dengan vitamin. Hijauan yang disenangi kelinci antara lain limbah sayuran, seperti sawi, wortel, lobak dan daun singkong. Juga jenis rumput-rumputan dan daun-daunan dari tanaman kacang tanah, jagung dan pepaya. 

Sedangkan konsentrat biasanya berupa pelet buatan pabrik. Pemberian pelet dilakukan untuk memudahkan dan membuat praktis pemberian pakan. Pelet biasanya sudah memiliki kandungan nutrisi lengkap. Biaya pembelian pelet memang cukup mahal, namun ketersediaan dan kontinuitasnya lebih terjamin. Hal ini sangat diperlukan untuk usaha ternak kelinci secara intensif.

Pemberian hiijauan dimulai sejak kelinci berumur 2 minggu sedikit demi sedikit. Jenis hijaun yang diberikan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu untuk mencegah kembung pada anak kelinci, yang bisa mengakibatkan kematian. Anak kelinci biasanya disapih setelah berumur 8 minggu.

Total kebutuhan pakan untuk kelinci mencapai 4-5% dari bobot tubuhnya per hari. Kelinci muda hingga 4 bulan membutuhkan hijauan 20% dari total pakannya. Kelinci lebih dari 4 bulan membutuhkan 60% hijauan dari total pakannya. Sebaiknya pisahkan waktu pemberian pakan konsentrat dengan hijauan. Misalnya, konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar jam 10.00, hijauan bisa diberikan pada pukul 13.00-18.00.

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/panduan-dasar-untuk-peternakan-kelinci.html

Mengawinkan kelinci

Salah satu parameter untuk melihat produktivitas ternak kelinci adalah dengan melihat tingkat kelahiran. Kelinci bereproduksi dengan melahirkan anak. Kelinci memasuki tahap dewasa dan siap dikawinkan pada umur 6-12 bulan, tergantung pada jenis rasnya. Secara alamiah, kelinci betina yang siap melahirkan anak akan menujukkan tanda-tanda berahi sebagai berikut:
  • Terlihat gelisah, perilakunya selalu mencari-cari pejantan.
  • Suka menggosok-gosokkan dagunya pada benda-benda di sekitarnya atau kelinci lain.
  • Vulva berwarna kemerahan dan basah.
Mengawinkan kelinci bisa dengan dua cara, yaitu secara berkelompok atau berpasangan. Perkawinan berkelompok dilakukan dengan cara memasukkan sejumlah betina dan pejantan dalam satu area. Satu pejantan bisa mengawini 5-10 betina.

Sedangkan cara berpasangan dilakukan dengan memasukkan satu betina dan satu jantan dalam satu kandang. Selama masa perkawinan, amati apakah terjadi perkawinan atau tidak. Bila tidak, kemungkinan tidak cocok. Ganti pejantan dengan yang lain.

Berikut ini hal-hal umum yang perlu diketahui dalam mengawinkan kelinci:
  • Kelinci siap untuk dikawinkan setelah berumur 6-12 bulan, tergantung jenis ras.
  • Masa berahi kelinci berlangsung selama 11-15 hari.
  • Dari masa berahi satu ke masa berahi selanjutnya berlangsung selama 2 minggu.
  • Masa kehamilan berlangsung 28-35 hari, tergantung jenis ras.
  • Secara alami masa menyusui kelinci bisa berlangsung selama 8 minggu. Dalam usaha ternak kelinci masa menyusui eksklusif dilakukan selama 15-20 hari. Setelah itu anak kelinci diberi hijauan agar belajar makan sambil tetap menyusui, jangan disapih. Anak kelinci bisa disapih setelah 8 minggu.
  • Kelinci betina bisa dibuahi lagi (subur kembali) setelah 2 minggu terhitung sejak melahirkan.
  • Dalam satu tahun, kelinci bisa mengalami hingga 5 kali kehamilan.
  • Jumlah anak dalam satu kali kelahiran 4-12 ekor, tergantung jenis ras.
  • Masa produktivitas biasanya berlangsung 1-3 tahun. Bila kurang atau lebih dari itu biasanya jumlah dan kualitas anakan menurun.
PANEN TERNAK KELINCI

Tidak ada patokan pada umur berapa ternak kelinci bisa dipanen. Pasar kelinci saat ini tidak semasif jenis daging lain seperti unggas, sapi atau kambing. Kelinci biasanya dijual anakannya sebagai peliharaan. Untuk menjual anakan sebaiknya diatas 2 bulan, setelah masa penyusuan. Karena kelinci yang terlalu muda dikhawatirkan tidak akan bertahan terpisah dari induknya.

Sedangkan untuk pedaging, biasanya dipanen setelah kelinci berusia 3,5 bulan atau mempunyai bobot 2-3 kg. Lama waktu penggemukan untuk mencapai bobot tersebut berlangsung sekitar 2-3 bulan. Bila dijual lebih lama lagi, biasanya sudah tidak ekonomis karena kelinci membutuhkan pakan yang lebih banyak. Apabila kita ingin menjual bibit atau calon indukan, biasanya dipelihara hingga kelinci berumur 10-12 bulan. Harga bibit tidak lagi diperhitungkan per kg, tapi dilihat keunggulan keturunan dan kesehatannya.

HAL-HAL YANG MENJADI PERHATIAN DALAM MEMBUAT KANDANG KELINCI YANG SEHAT

PELUANG BISNIS DAN PERSIAPAN BUDIDAYA UDANG

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/peluang-bisnis-dan-persiapan-budidaya.html

Dari beberapa info dasar yang telah diuraikan di bagian sebelumnya, kini saatnya kita melihat beberapa hal terkait budidaya udang vaname sekaligu peluang usaha dari budidaya tersebut.

Dari beberapa metode budidaya udang vaname, artikel ini membahas satu metode yang paling sederhana, murah biayanya, dan hasil udangnya justru malah diminati oleh pasar, yakni budidaya udang vaname dengan mengggunakan tambak udang.

Untuk membudidayakan udang vaname, langkah-langkah yang harus dipersiapkan bisa dibilang gampang-gampang susah. Yang jelas, kamu butuh modal besar untuk memulai usaha ini. 

PERSIAPAN YANG DIPERLUKAN UNTUK BUDIDAYA UDANG

Tambak Udang

Dari berbagai macam cara budidaya udang, hal yang laing penting yang harus dipersiapkan adalah tempatnya. Setidaknya ada tiga macam lahan untuk membudidayakan udang, yaitu tambak udang, kolam beton, dan kolam terpal. Dari ketiga jenis lahan tersebut, tambak udang merupakan lahan tertua yang dipercaya mampu menghasilkan panen yang berlimpah.

Dari segi hasil, tambak udang seringkali menghasilkan udang dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan udang yang dibudidayakan di kolam. Namun sayangnya, pengolahan tambak udang jauh lebih sulit dibandingkan dengan kolam. Membudidayakan udang dengan sistem tambak dikenal sebagai cara tradisional dalam membudidayakan udang.

Sederhananya, tambak udang merupakan lahan untuk membudidayakan udang yang dibuat sedekat dan semirip mungkin dengan habitus asli udang yang dibudidayakan. Untuk udang windu dan udang vanama, tambak udang biasanya dibuat di daerah pesisir yang airnya memiliki kadar garam tinggi atau payau.

Membuat tambak udang tidak sesederhana seperti membuat lubang di tanah lantas mengisinya dengan air dan menabur benih udang. Tidak demikian. ada beberapa tahap yang harus dipersiapkan untuk membuat tambak udang.

Biasanya, tambak udang di buat di daerah pesisir yang digenangi air. Genangan itu diperdalam dan dibuat kapling-kapling. Idealnya, setiap kapling memiliki luas 2000-2500 meter persegi.

Tahap awal setelah kapling-kapling tersebut jadi adalah mengeringkan total tiap-tiap kapling yang akan dijadikan lahan. Pengeringan ini dilakukan selama beberapa hari hingga permukaan tanah berubah menjadi kering dan pecah-pecah.

Fungsi pengeringan lahan ini adalah untuk membunuh hama-hama yang akan menyerang udang nantinya seperti ikan, kepiting, dan zat amoniak beracun penyebab kematian pada udang. Setelah lahan kering, lahan harus dicangkul terlebih dahulu untuk membalik posisi tanah.

Setelah itu, seluruh permukaan kapling ditaburi dengan pupuk kandang, kapur dolomit pertanian, zat penyerap racun seperti zeolite dan zeoplankton.

Tahap selanjutnya, setelah tahap persiapan tanah selesai adalah pengisian air. Karena air yang dipergunakan adalah air disekitar lahan, maka diperlukan penyaringan untuk menghindari kemungkinan adanya ikan yang terbawa masuk ke tambak.

Setelah air terisi, bukan berarti benur atau benih udang bisa ditaburkan, genangan air ini harus ditunggu 2-3 minggu lamanya hingga plankton hidup subur di lahan tersebut. Plankton ini merupakan pakan alami udang sekaligu pakan cadangan jika pemberian pakan buatan masih kurang.

Menabur Benih Udang

Untuk membudidayakan udang vaname di tambak udang, maka pertama-tama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan lahan sebagaimana telah dijelaskan di bagian sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah pemilihan bibit udang alias benur.

Tentu saja kita akan kesulitan untuk memilih bibit udang satu-per satu demi mendapatkan bibit yang berkualitas kan?

Tapi sepertinya hal ini tidak mungkin kita lakukan lantaran kita tidak membeli satu atau dua ekor saja, melainkan ribuan. Maka dari itu, silahkan membeli bibit udang di tempat-tempat yang sering direkomendasikan banyak petani udang.

Jumlah benih yang harus dipersiapkan selalu menyesuakan luas lahan yang kita miliki. Biasanya, perbandingan ideal untuk jumlah benih dengan luas lahan adalah 100 ekor udang per meter.

Sehingga, jika kita memiliki lahan 2500 meter persegi, artinya lahan tersebut mampu menampung 250.000 ekor udang. Pastikan kamu memilih benih yang berusia sekurang-kurangnya satu minggu setelah penetasan.

Hal penting yang harus dilakukan ketika menabur udang bisa kita lakukan sebagaimana biasanya dilakukan oleh petani tradisional, yakni benih udang dimasukkan bersamaan dengan kantong plastiknya.

Diamkan dulu selama 15 menit agar udang tersebut beradaptasi dengan suhu tambak. Setelah itu, silahkan buka kantong plastik dan biarkan udang-udang tersebut bebas berkeliaran.

Pemberian Pakan udang

Hingga udang berusia 70 hari, kita tidak perlu memberi mereka pakan buatan. Mereka cukup kenyang dengan memakan plankton yang hidup di tambak.

Maka dari itu, kita harus selalu menjaga ketersediaan plankton dengan cara menabur pupuk kandang dan prebiotik seminggu sekali untuk menjaga populasi plankton dalam tambak. Pastikan juga untuk selalu menjaga volume dan ph air agar udang merasa nyaman.

Setelah 70 hari, barulah kita memberikan pakan ekstra berupa pelet udang agar udang yang sudah mulai tumbuh besar tidak kelaparan dan mulai menyerang satu sama lain.

Bagaimanapun juga, udang yang mulai tumbuh besar tidak akan cukup kenyang dengan makan plankton saja. Baru ketika udang berusia 120 hari atau kurang dari itu, udang sudah bisa mulai dipanen. Biasanya udang yang berusia ini memiliki bobot 1 kg per 50 ekor.

Pemanenan Udang

Waktu yang baik untuk memanen udang vaname adalah malam hari, namun bukan berarti udang ini tidak bisa dipanen pada siang hari. Tetap bisa kok. Udang bisa dipanen dengan menggunakan jala tebar atau jaring yang ditarik oleh 3-4 orang. Teknik penangkapan semacam ini tentunya akan menyisakan udang di tambak.

Penangkapan total hanya bisa dilakukan dengan cara pengeringan tambak sekaligus untuk mempersiapkan kembali lahan untuk bibit selanjutnya.

Estimasi Biaya Yang Diperlukan

Misalnya kita hanya membudidayakan udang dalam skala kecil, yakni dengan lahan seluas 2500 meter persegi dengan kapasitas 250.000 ekor udang, kita bisa mulai memperkirakan seluruh biaya produksi nantinya. Namun kita perlu tahu terlebih dahulu berapa kira-kira pendapatan yang bisa kita peroleh ketika panen nantinya.

Pada masa panen, kita tidak akan mendapatkan jumlah udang yang sama seperti ketika kita dulu menebarnya. Dalam budidaya udang, selalu ada hitungan kematian. Normalnya jika panen sukses, kematian selama pembudidayaan udang adalah 10%. Artinya, per 250.000 ekor benih kita hanya akan memanen sekitar 225.000 ekor saja nantinya.

Jika kita memanen dengan bobot udang ukuran 50 ekor per kilo lalu menjualnya dengan harga 50.000 rupiah per kilo, berapa hasilnya ya? Rumusnya adalah (225.000:50)x50.000= 225.000.000 rupiah.
Tapi berapa biaya produksinya?

Mari kita hitung dengan membengkakkan biaya produksinya

Persiapan lahan

  • Sewa lahan: 3.000.000
  • Tenaga penggarap lahan: 1.500.000
  • Pupuk dan zeoplankton: 6.000.000
  • Pengairan: 1.000.000
  • Peralatan: 5.000.000
  • Lain-lain: 5.000.000
Pembibitan
  • Bibit: 2.500.000
  • Tenaga: 500.000
  • Lain-lain: 500.000
Operasional Perawatan
  • Tenaga: 6.000.000
  • Pakan: 5.000.000
  • Pupuk dan zeoplankton: 3.000.000
  • Lain-lain: 5.000.000
Operasional Pemanenan
  • Tenaga: 4.000.000
  • Lain-lain: 1.000.000

TOTAL BIAYA PRODUKSI: 49.000.000
Dari perhitungan kasar semacam itu dengan menambah angka pada jumlah produksi dan mengurangi angka pada penjualan, kita masih bisa mendapat untung ratusan juta.

Dari pendapatan sebesar 225.000.000-49.000.000 kita masih bisa untung sebesar 176 juta rupiah. Kalaupun kita potong lagi separo untung kita, tentu kita masih sangat untung hanya dalam waktu tiga bulan saja.

Nah, bagaimana menurutmu mengenai keuntungan hitungan bisnis ini? Menguntungkan bukan? Kita hanya perlu berani mencoba saja kok. Itupun kita bisa menyewa orang sebagai tenaga operasional.
https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/peluang-bisnis-dan-persiapan-budidaya.html

CARA PEMBUDIDAYAAN UDANG YANG HEMAT TETAPI MENGUNTUNGKAN

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-pembudidayaan-udang-yang-hemat.html


Salah satu makanan favoritku adalah udang goreng. Hanya udang goreng tanpa ribet diolah macam-macam. Begitu saja buatku rasanya sudah sangat enak.

Namun di dunia ini ada banyak sekali jenis masakan yang menggunakan bahan dasar udang sehingga permintaan udang baik udang air tawar, air payau, ataupun udang laut di pasaran tidak pernah turun melainkan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah populasi manusia di dunia. Akan tetapi, jumlah udang akan semakin berkurang jika tidak mulai dibudidayakan.

Meski ada beberapa orang yang alergi udang, namun sebagian besar orang sangat menyukai udang degan berbagai jenis variasi olahannya. Oleh sebab itu, meninjau kembali bisnis udang sebagai peluang bisnis tentunya bukan bualan belaka. Harga udang kian bulan kian naik sedikit demi sedikit.

Hal itu menandakan adanya peningkatan permintaan sementara produksinya bisa dibilang masih sama atau belum ada peningkatan. Dengan kata lain, petani udang belumlah bertambah pesat jumlahnya.

Kenapa ya kok petani udang itu masih sedikit? Ada mitos atau anggapan bahwa beternak udang itu susah, ribet, dan banyak resiko. Sementara itu, tidak bisa dipungkiri bahwa alam masih menyediakan banyak udang, semisal udang laut dan udang sungai.

Faktanya, udang bukanlah binatang yang sulit untuk berkembang biak di alam. Logikanya, udang bukanlah binatang yang sulit dibudidayakan. Hanya saja sebagai aset yang dibudidayakan, maka ada trik-trik tertentu agar budidaya udang berhasil dengan baik.

Budidaya udang sebenarnya tidaklah sesulit mitosnya. Saat ini setidaknya ada dua macam cara budidaya udang, yakni dengan cara tradisional dan dengan cara modern. Kedua metode budidaya tersebut saat ini masih berjalan dengan baik dan untuk sementara waktu masih bisa mengisi kekosongan stok udang di pasaran.

Apakah budidaya udang sebatas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kuliner? Sebagian besar iya, namun budidaya udang untuk konsumsi hiburan, dalam hal ini adalah udang hias, juga sedang berjalan.

Sebelum lebih jauh membahas budidaya udang vaname, ada baiknya kita berkenalan dulu dengan beberapa jenis udang yang menjadi rekomendasi untuk dibudidayakan.

Apa itu Udang Vaname?

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-pembudidayaan-udang-yang-hemat.html

Udang dengan nama vannamei atau lebih populer di Indonesia sebagai vaname ini asal-usulnya dari pesisir pantai Amerika Tengah dan mulai ditransmigrasikan ke Indonesia sekitar tahun 2000an. Udang ini sejatinya adalah udang air payau yang secara alami berada pada pertemuan sungai dan laut di daerah asalnya sana.

Berbeda dengan udang windu dan udang galah, udang yang kebule-bulean ini ternyata lebih tahan penyakit sehingga ketika udang ini mulai diperkenalkan di Indonesia, banyak pengusaha budidaya udang yang tertarik karena udang vaname tidak hanya mudah dibudidayakan, namun juga harganya relatif mahal di pasaran.

Secara umum, udang vaname dapat hidup dengan baik pada daerah dengan suhu di atas 22 derajad celcius. Artinya, ia dapat tumbuh dan berkembang biak pula di pesisir pantai di Indonesia yang panasnya aduhai jikalau siang. Udang vaname merupakan binatang pemakan segala, namun tentu sebaiknya udang ini tidak makan nasi pecel atau hamburger.

Udang vaname dapat tumbuh dengan baik dengan memangsa binatang-binatang kecil seperti rebon, plankton, lumut, tumbuhan air, larva kerang, makanan khusus untuk ternak/ pelet udang, bahkan udang ini tega memakan kawannya sendiri jika memungkinkan.

Saking rakusnya, udang ini sangat cepat tumbuh. Udang ini hanya akan berhenti makan jika sudah kenyang, dan akan makan lagi jika mulai sedikit merasa lapar. Oleh karena itu udang ini sangat diminati petambak udang karena jarang menyia-nyiakan makanan.

Udang vaname juga termasuk salah satu kategori udang yang tidak bikin bangkrut para petambak. Hal ini lantaran mereka sangat peka terhadap makanan terutama makanan alam yang secara alami terdapat pada tambak.

Seperti halnya udang lainnya, ketika udang ini tumbuh besar, maka ia akan berganti kulit. Sebenarnya saat-saat pergantian kulit ini merupakan masa paling rentan bagi semua jenis udang karena pada situasi ini, mereka tidak punya pelindung tubuh.

Jika tubuh mereka empuk, tak hanya manusia yang senang, kawan mereka sendiri ikut senang karena mereka semakin merasa lapar.

Lho kok? Betul! Ketika udang berganti kulit, ada semacam cairan yang keluar seiring kulit mereka lepas dan cairan ini menurut para ahli mampu merangsang meningkatnya nafsu makan udang sehat lainnya sehingga mereka tega menjadi kanibal.

Tetapi, ganti kulit bukanlah kendala dalam budidaya udang. Jika tempat hidup atau tambak udang memadai dan menyediakan makanan yang berlimpah, maka udang yang berganti kulit akan tetap aman.

Justru mereka harus ganti kulit agar tidak hanya tampak keren, tetapi hal itu tanda bahwa mereka tumbuh besar. Semakin besar, semakin baik untuk datangnya rejeki.

Keunggulan lain dari budidaya udang vaname, selain mereka memiliki daya tahan bagus, kemampuan adaptasi yang tinggi, dan cepat tumbuh besar, udang ini bisa dibudidayakan dengan populasi padat.

Oleh karena itu sebenarnya budidaya udang vaname bisa dibilang hemat tempat. Kemampuan mereka dalam mencari makanan membuat mereka tetap tumbuh besar meskipun tempat hidup mereka sumpek.

Hingga saat ini, di Indonesia budidaya udang vaname dilakukan secara tradisional dan modern. Namun sejumlah petambak percaya bahwa budidaya udang vaname secara tradisional justru merupakan metode yang tepat karena udang tersebut dapat tumbuh pesat dan berukuran besar.

Mengenal Udang Galah

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-pembudidayaan-udang-yang-hemat.html

Udang galah merupakan udang air tawar yang besarnya bisa mencapai seukuran lengan orang dewasa. Hal ini membuat udang galah tampak seperti lobster.

Namun, udang galah yang berukuran jumbo tersebut biasanya didapat di alam seperti sungai-sungai besar di daerah Sumatra dan Kalimantan. Sementara, udang galah yang sering nongol di pasar, terutama di pulau Jawa, kebanyakan adalah udang galah hasil budidaya.

Berbeda dengan udang vaname, udang galah membutuhkan waktu lebih lama untuk panen, yakni sekitar 5-6 bulan, sementara udang vaname hanya butuh waktu 3-4 bulan saja untuk bisa dinikmati hasilnya. Dalam hal perawatan, baik udang galah ataupun udang vaname bisa dibilang mirip, yakni tidak terlalu sulit.

Di pasaran, udang galah dihargai antara 70.000-85.000 rupiah per kilonya. Untuk ukuran besar, satu kilo udang galah biasanya hanya berisi 4-6 ekor saja. Sementarai itu, harga bibit udang galah hanya berkisar antara 100-200 rupiah saja per ekornya.

Syarat penting bagi kelangsungan hidup udang galah pada kolam budidaya adalah ketersediaan aliran air. Udang galah yang dipelihara di perairan yang tidak mengalir akan memiliki resiko kematian lebih besar jika dibandingkan dengan kolam yang sirkulasi airnya bagus.

Di Indonesia, udang galah bisa dibudidayakan di tambak yang memiliki tanah liat dan berpasir, di kolam beton ataupun kolam terpal.

Beberapa hal penting yang memicu keberhasilan budidaya udang galah diantaranya adalah: cukupnya sinar matahari sehingga air memiliki temperatur ideal, sirkulasi air yang bagus sehingga air mempunyai kadar oksigen yang cukup.

Seperti hanlnya udang vaname, udang galah merupakan udang pemakan segala. Dalam budidaya udang galah, para petani udang biasanya mengandalkan pakan alami dan pakan buatan. Namun untuk mencukupi kebutuhan pakan, tentunya pakan buatan ini dosisnya lebih banyak daripada pakan alami.

Meski pakan buatan untuk udang galah relatif banyak macamnya, sebaiknya jenis pakan yang dipilih adalah pakan yang memiliki kandungan nutrisi yang baik seperti misalnya protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Semakin baik pakan yang dipilih tentu saja akan berpengaruh pada hasil panennya kelak.

Pemberian pakan buatan yang berlebihan bukan berarti tidak ada efek sampingnya. Jika pakan buatan ini tidak habis dikonsumsi udang, pakan ini akan berubah menjadi racun sekaligus biang penyakit yang berbahaya bagi kelangsungan hidup udang galah.

Secara umum, lahan yang dibutuhkan untuk habitat udang baik di tambak maupun di kolam bisa dibilang mirip. Sebelum lahan diisi air, lahan terlebih dahulu ditaburi dengan pasir, lumpur tanah liat, pupuk kandang, dan kapur.

Setelah itu barulah lahan diisi air dan didiamkan selama 2-3 minggu agar air dihidupi oleh plankton dan tumbuhan air yang bisa dijadikan pakan alami bagi udang.

Di sisi lain, khusus bagi kolam terpal dan beton, ada baiknya kolam diberi tambahan tanaman air seperti enceng gondok yang berfungsi untuk menetralisir racun dalam air akibat pakan buatan yang tidak habis termakan udang.

Selain itu, sebaiknya juga tersedia tempat berlindung udang ketika molting dengan cara menaruh potongan-potongan paralon ke dasar kolam. Setelah semua persiapan tersedia, yang tidak boleh dilupakan adalah keberadaan sirkulasi air atau air yang mengalir dalam hal ini wajib hukumnya.

Hama bagi udang galah pada tambak dan kolam yang terhubung dengan sungai adalah ikan dan kepiting, dan maling. Solusi yang paling tepat untuk menanggulangi hama ini adalah pengawasan ekstra, dan di sekeliling kolam dipasang jaring sehingga ikan tidak bisa masuk ke tambak.

Apa itu Udang Windu?

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-pembudidayaan-udang-yang-hemat.html

Udang windu atau udang macan merupakan udang jenis air payau meski klasifikasi yang sebenarnya udang tersebut merupakan udang air laut. Udang yang dalam beberapa hal memiliki beberapa kemiripan dengan udang vaname ini merupakan hewan nocturnal atau hewan yang suka bergadang.

Namun ini bukan bergadang biasa, mereka bergadang untuk mencari makan dan siang harinya mereka lebih senang bersembunyi di bawah lumpur atau pasir.

Udang windu yang senang berada dibawah lumpur ini sebenarnya bukan karena untuk bersembunyi, udang-udang tersebut memang lebih memilih mencari makan di dasar air. Sebagaimana udang vaname, udang windu merupakan udang yang sangat gemar makan dan selalu merasa lapar.

Dalam pembudidayaan udang windu, para petani udang harus banyak memberi mereka makan karena jika tidak, mereka akan memangsa teman mereka sendiri terutama udang-udang yang sedang berganti kulit/molting.

Kulit udang windu tergolong sangat keras dibanding udang yang lainnya. Udang ini disebut juga sebagai udang macan karena kulit luarnya yang keras itu berwarna biru dengan belang-belang coklat kekuningan seperi loreng macan.

Sebenarnya tidak mirip macan juga. Tapi ya sudahlah, yang jelas kulitnya yang keras tersebut merupakan pelindung penting karena mereka suka saling menyakiti satu sama lain.

Saat ini udang windu jarang dibudidayakan karena sering terserang penyakit kulit seperti jamur atau bintik-bintik putih (white spot) yang bisa berakibat fatal bagi kelangsungan hidup udang windu. Karena tingkat kesulitan yang lumayan tinggi, para petani udang beralih ke udang vaname sebagai pengganti udang windu.

Menurut saya pribadi, udang windu merupakan udang yang rasanya paling enak diantara udang konsumsi lainnya. Kulitnya yang keras menyebabkan udang ini memiliki rasa mirip kepiting. Jadi kalau mau kepiting yang empuk ya udang windu itu solusinya.

Meski sudah jarang dibudidayakan, udang ini tetap memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran. Saat ini para petani hanya membudidayakan udang windu dalam skala kecil dan kebanyakan merupakan para petani kecil atau justru malah para petani legendaris yang dulunya pernah sukses membudidayakan udang windu.

Memang benar, dulu sebelum ada wabah white spot, udang windu merupakan udang papan atas yang saat ini posisinya digeser oleh udang vanama. Udang windu yang membutuhkan waktu 120 hari untuk pembesaran hingga masa panen merupakan bisnis yang sangat menguntungkan.

Saat inipun sebenarnya budidaya udang windu masih menguntungkan lantaran biaya produksi tergolong murah sementara harga jualnya masih tinggi, berkisar 70.000-80.000 rupiah perkilonya.

Hanya karena di masa lalu banyak petani udang jatuh gara-gara white spot, banyak petani udang yang trauma untuk membudidayakan udang windu sehingga saat ini seolah-olah udang ini tidak beredar lagi.

https://tipspetani.blogspot.com/2019/02/cara-pembudidayaan-udang-yang-hemat.html

Beranda pertanian masa kini