Selasa, 29 Januari 2019

TIPS MENANAM POHON MINDI AGAR MENJADI KAYU BERKUALITAS


POHON Mindi atau Melia azedarach L adalah salah satu jenis pohon hutan yang memiliki sifat cepat tumbuh (fast growing species).


Konon, pohon ini berasal dari Cina, Burma dan India. Di Indonesia, jenis ini juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti renceh (Sumatera), gringging serta akra-cikri (Jawa).

Mindi memiliki ciri-ciri antara lain menggugurkan daun selama musim dingin, suka cahaya, agak tahan akan kekeringan, agak toleran terhadap salinitas tanah dan subur di bawah titik beku.

Pohon Mindi

Pohon Mindi dapat tumbuh hingga mencapai 45 m dengan diameter 60 cm. Tinggi bebas cabangnya bisa mencapai 8 – 20 m.

Seperti disampaikan sebelumnya, Mindi termasuk pohon yang tumbuh dengan cepat. Dalam waktu 2 tahun, tingginya bisa mencapai 4-5 meter. Pada umur 10 tahun bisa mencapai tinggi bebas cabang 8 meter dengan diameter sekitar 40 cm.

Mindi memiliki batang yang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit batangnya berwarna abu-abu coklat, beralur membentuk garis-garis, dan bersisik.

Tajuknya ringan dan menyerupai payung, memiliki percabangan yang melebar serta kadang menggugurkan daun. Akarnya merupakan akar tunggang dalam dan memiliki akar cabang yang banyak.
Mindi memiliki daun majemuk menyirip ganda yang tumbuh berseling dengan panjang 20-80 cm. Anak daunnya berbentuk bulat telur bergerigi dan berwarna hijau tua di bagian permukaan atas.

Bunganya majemuk terdapat dalam malai yang panjangnya 10-20 cm yang keluar dari ketiak daun. Panjang malai 10-22 cm, dan berkelamin dua, yaitu bunga jantan dan betina terletak di satu pohon yang sama.

Daun mahkotanya berjumlah 5, panjangnya 1 cm, warnanya ungu pucat, dan berbau harum. Buahnya berjenis buah batu, dan jika masak warnanya coklat kekuningan.

Bentuk buahnya bulat atau jorong, tidak membuka, berukuran 2-4 cm x 1-2 cm. Kulit luar buah tipis, licin. Ketika muda berwarna hijau, dan berubah menjadi kuning ketika masak.

Dalam satu buah umumnya terdapat 4-5 biji. Biji kecil 3,5 x 1,6 mm, lonjong, licin, warna coklat, biji kering warna hitam.


TEMPAT TUMBUH POHON MINDI

Budidaya Mindi tidak sulit, sebab ia tumbuh baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, antara 0 m sampai 1200 m di atas permukaan laut. Mindi juga dapat tumbuh di berbagai tipe tanah dengan curah hujan rata-rata per tahun 600 – 2000 mm.

Tetapi, secara khusus Mindi tumbuh dengan subur di tanah berdrainase baik dengan spesifikasi tanah yang dalam, tanah liat dan berpasir. Meski begitu, pohon ini toleran terhadap tanah dangkal, tanah asin serta basa.

Mindi biasa ditanam sebagai pohon pelindung di pinggir jalan. Kadang-kadang ia juga tumbuh sebagai pohon liar di daerah-daerah dekat pantai.


MUSIM BERBUAH MINDI

Tanaman Mindi mengalami musim berbunga dan berbuah berbeda-beda tergantung tempat tumbuhnya. Di Jawa Barat, Mindi berbunga pada Maret sampai Mei; di Jawa Timur Juni hingga Nopember. Sedang di NusaTenggara Barat pada bulan September dan Juni.

Namun secara umum, buah mindi masak saat bulan Juni, Agustus, Nopember dan Desember. Ekstraksi biji dilakukan dengan merendam buah dalam air selama 1 sampai 2 hari, kemudian biji dibersihkan dan dikeringkan di tempat teduh.

Dari setiap kilogram, didapat biji kering berjumlah sekitar 3.000 butir.

Penyimpanan biji dilakukan dengan memasukan biji ke dalam wadah yang tertutup rapat, disimpan di ruang dingin (suhu 3° – 5° C). Daya kecambahnya berkisar 80% selama satu tahun dan turun 20% setelah lima tahun.


HAMA & PENYAKIT

Pohon Mindi mudah diserang penggerek pucuk Hypsipyla robusta Moore dan batangnya kadang-kadang diserang kumbang ambrosia Xleborus ferrugineus. Hal itu mengakibatkan kualitas kayunya menurun.

Pengendalian hama penggerek pucuk dapat dilakukan dengan tindakan silvikultur, antara lain dengan menggunakan bibit tanaman yang tahan serangan hama. Dapat pula dengan membuat hutan tanaman campuran.

Cara lain untuk memberantas hama adalah dengan menyuntikkan insektisida Nuvacron 20SCW, Dimecron 50 SCW, dan Gusadrin 15 WSC setelah batangnya ditakik.

PENGGUNAAN KAYU MINDI

Kayu mindi adalah salah satu bahan baku utama untuk industri mebel. Kayu ini terbukti berkualitas baik dan memiliki corak yang indah.

Kayu terasnya berwarna merah coklat muda semu-semu ungu. Sementara gubalnya berwarna putih kemerah-merahan dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras.

Kayu Mindi mudah dikerjakan, kuat (termasuk kelas kuat III-II) serta dapat mengering tanpa cacat. Ia termasuk pada kelas awet IV- V, atau setara dengan mahoni, sungkai, meranti merah.

Mebel berbahan baku kayu Mindi dapat terdiri dari kayu utuh atau merupakan kombinasi antara kayu utuh dan panel kayu yang dilapisi vinir Mindi. Produk lantai kayu biasanya berupa parket atau mozaik.

Bahan baku untuk lantai mindi yang berupa parket merupakan kayu lapis indah (multipleks) dan berupa produk perekatan terdiri dari 3 lapis kayu gergajian atau bagian bawah vinir, sedangkan bagian atas dan tengah berupa kayu gergajian.

Saat ini, kayu gergajian mindi setebal 5 mm dipakai untuk bagian atas lantai parket 3 lapis dan produknya diekspor.

Karena coraknya yang indah, kayu mindi yang berukuran kecil juga biasa digunakan sebagai bahan untuk membuat barang kerajinan.

BERKHASIAT OBAT

Selain diambil kayunya, pohon Mindi juga memberikan kegunaan yang lain. Daun dan biji mindi dapat digunakan sebagai pestisida nabati.

Sebab memiliki kandungan yang sama dengan mimba (Azadirachta indica), yaitu azadirachtin dan meliantriol. Meski karena kadarnya lebih rendah efektivitasnya lebih rendah pula.

Kandungan bahan aktif pada daun mindi adalah flavone glicoside, quercitrin dan kaemferol. Selain itu, ia juga mengandung protein yang tinggi yang bersifat insektisidal dan bersifat penolak terhadap nematoda.

Mindi kecil juga terbukti dapat menekan penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp pada tanaman tomat.

Kulit mindi mengandung toosendanin, margoside, kaemferol, resin, tannin dan trirterpene kulinone sehingga dapat digunakan untuk menyembuhkan cacingan dan hipertensi.

Menurut penelitian, sifat antelmintik (menghilangkan cacing) tanaman mindi bekerja lebih lama ketimbang santonin. Selain itu, infus kulit kayu tumbuhan ini membuat cacing kremi dari tikus lumpuh. Toosendanin tumbuhan ini juga menimbulkan depresi pernafasan.

Kulit, daun dan akar mindi juga telah digunakan sebagai obat rematik, demam, bengkak, dan radang. Suatu glycopeptide yang disebut meliacin diisolasi dari daun dan akar mindi berperan dalam menghambat perkembangan beberapa DNA dan RNA dari beberapa virus misalnya virus polio.

Di Indonesia sendiri sudah banyak mayarakat yang membudidayakan tanaman mindi seperti di daerah Jawa, Sumatra, Papua, dan Nusa Tenggara.


Umumnya tanaman ini dapat tumbuh subur pada daratan rendah hingga dataran tinggi yaitu antara 0 – 1200 meter diatas permukaan laut, dengan curah hujan antara 600 – 2000 mm per tahun, dan dapat tumbuh di berbagai jenis tanah.

Tanaman mindi terkenal sebagai penghasil kayu berkualitas untuk bahan baku mebel, baik ekspor atau domestik.

Sebab kayu mindi memiliki sifat sesuai dengan mebel dengan corak yang indah, sangat mudah diolah, termasuk dalam golongan kayu kelas kuat III – II, dan ketika mengering tidak akan berubah bentuk atau terjadi kecacatan.

Untuk melakukan budidaya tanaman mindi, dapat dikatakan susah-susah gampang.

Karena tidak dapat dilakukan dengan sembarangan dan membutuhkan teknik-teknik yang sesuai, agar hasil yang diperoleh maksimal. Selain itu, untuk memperbanyak tanaman mindi dari biji.

Kita harus mengeluarkan biji tanaman mindi dari cangkang buahnya terlebih dahulu, yang terkenal sangat keras dan sulit untuk dibuka. Berikut akan dijelaskan beberapa teknik budidaya tanaman mindi bagi pemula, dengan memperbanyak tanaman mindi dari biji.
Langkah Persiapan Pembenihan

Untuk melakukan budidaya tanaman mindi dari biji, maka diperlukan biji mindi yang berkualitas dan tidak memiliki kecacatan bentuk.

Ketika mengambil biji dari cangkangnya, diperlukan teknik khusus. Pertama kumpulkan semua biji berkualitas baik dan tidak memiliki kecacatan bentuk, selanjutnya ekstrasi atau iris melintang terlebih dahulu biji tersebut dengan menghilangkan daging buah dan akan meninggalkan cangkang mindinya saja.

Kemudian jemur cangkang tersebut di bawah sinar matahari sekitar 2 – 3 hari, hingga cangkang tersebut mengering dan retak.

Dari sela-sela retakan tersebut, kita dapat mencongkelnya menggunakan pisau. Ketika melakukan pencongkelan, lakukan dengan sangat hati-hati karena biji mindi sangat mudah rusak dan memiliki tekstur lembek.

Selanjutnya lakukan penyortiran biji yang memiliki kualitas baik, dengan merendam biji tersebut ke dalam air. Bila biji tersebut berwarna hitam dan tenggelam di dalam air, maka biji tersebut memiliki kualitas baik.

Terakhir, angkat biji tersebut dan keringkan, dengan cara diangin-anginkan selama sekitar 2 – 3 hari.

Langkah Pembenihan Tanaman Mindi

Rendam biji selama 30 menit dalam air bersuhu 80°C dan tiriskan, lalu siapkan media semai berukuran 50 cm x 20 cm.

Selanjutnya masukan biji ke media semai hingga rata, tutup dengan tanah, dan semprot dengan pestisida kimia agar dapat terlindung dari serangan hama serta tutup menggunakan plastik hingga 10 hari kemudian.

Jika biji mindi mulai berkecambah, pindahkan ke kantong plastik polybag, dan rawat hingga mencapai ketinggian 20 – 30 cm atau sekitar 4 – 6 bulan setelah dipindahkan ke polybag.

Langkah Penanaman Tanaman Mindi

Bersihkan lahan yang akan ditanami, cangkul tanah sedalam 30 cm dengan jarak tidak terlalu rapat atau tidak terlalu renggang agar tanaman tidak rubuh ketika tertiup angin.

Sobek plastik polybag tersebut, keluarkan bibit mindi, lalu masukkan bibit kedalam lubang yang sudah digali tadi, dan tutup menggunakan tanah hingga rata.

Langkah Pemupukan Tanaman Mindi

Lakukan pemupukan menggunakan pupuk organik atau kimia dan lakukan saat musim hujan tiba, agar pupuk dapat meresap ke dalam tanah. Berikan pupuk 3 bulan sekali selama satu tahun, namun jika sudah lebih dari satu tahun kita tidak perlu memberikan pupuk lagi.

Langkah Penyiangan Tanaman Mindi

Hal ini dilakukan untuk membersihkan gulma dari pohon mindi dan dilakukan setiap enam bulan sekali. Sisa proses penyiangan kemudian ditimbun di dalam tanah yang ada di sekitar pohon mindi, agar dapat terdekomposisi di dalam tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda pertanian masa kini