Jerami merupakan limbah dari hasil panen tanaman sereal. Seringkali limbah berupa batang tanaman yang telah mengering ini belum ada yang memanfaatkan secara optimal. Selama ini jerami tersebut sekedar dibakar di lahan pertanian setelah proses panen selesai dilakukan.
Tidak hanya jerami padi, sisa tanaman tebu dan jagung pun juga diproses dengan cara yang sama. Dibakar.
Memang abu dari hasil pembakaran sisa tanaman ini akan menjadi pupuk sumber pospor dan kalium. Namun seperti yang kita ketahui ketika terjadi proses pembakaran maka akan dihasilkan zat pencemar udara berupa karbon monoksida dan karbon dioksida ke atmosfir.
Solusi yang paling murah, gampang, menguntungkan sekaligus ramah lingkungan adalah dengan memanfaatkan kembali jerami untuk aktifitas pertanian.
Cara Aplikasi Jerami Padi di Lahan
Terinspirasi dari ilmuwan jepang yang bernama Masanobu Fukuoka. Di dalam bukunya yang berjudul Revolusi Sebatang Jerami dijelaskan secara detail fungsi dan manfaat dari penggunaan jerami padi di lahan pertanian.
Cara penggunaannya pun gampang. Cukup ditebarkan secara acakr di atas bedengan. Sebaiknya jangan menata jerami dengan rapi berjajar. Ketika kita menata jerami dengan rapi berjajar maka sirkulasi udara dapat terhambat. Begitu pula air tidak dapat mudah masuk ke dalam bedengan. Dampaknya permukaan bedengan lama-kelamaan akan mengeras yang kemudian menghambat pertumbuhan tanaman.
Selain mencegah munculnya gulma, jerami padi juga sangat baik dalam menjaga kelembaban tanah. Pada beberapa kasus akan terlihat jamur yang muncul di permukaan jerami.
Tapi jangan khawatir. Jamur tersebut sedang mengurai jerami yang sudah mulai lapuk dan tidak akan mengganggu tanaman sayur yang masih hidup. Justru keberadaan jamur yang muncul dari jerami padi menandakan tingkat kesuburan lahan tersebut.
Semua jenis sayuran tumbuh dengan sangat baik ketika bedengan diberikan mulsa berupa jerami padi. Mulai dari tanaman bunga seperti brokoli, tanaman sayur kubis dan selada, serta umbi-umbian lobak merah dan bawang semuanya memberikan hasil panen yang sangat baik.
Jerami Padi Menjaga Habitat Organisme Tanah
Dunia pertanian sebenarnya tidak hanya sebaratas soal penanaman, pemupukan dan panen. Namun ada yang lebih penting dari aktifitas tersebut. Yaitu menjaga keberadaan organisme penghuni tanah yang membantu menyediakan nutrisi bagi tanaman.
Jerami yang kita aplikasikan ke lahan akan memberikan fungsi seperti naungan
bagi permukaan tanah. Suhu tanah akan terjaga dan tetap lembab. Ketika suhu lingkungan sangat dingin, maka jerami akan menghangatkan tanah dibawahnya, begitu pula sebaliknya.
Kondisi tersebut akan menyediakan lingkungan yang sesuai dengan suhu yang optimal bagi pertumbuhan organisme penghuni tanah. Yang pada akhirnya proses perombakan senyawa sumber nutrisi bagi tanaman dapat berlangsung dengan baik.
Keberadaan organisme penghuni tanah mulai dari cacing, bakteri, jamur, nematoda memiliki peran yang sangat penting. Organisme tersebut merupakan kunci utama dalam penyediaan nutrisi siap serap oleh akar tanaman.
Seperti yang kita ketahui, pupuk yang kita berikan ke tanaman secara kontinyu tersebut belum bisa diserap oleh tanaman. Perlu dilakukan perombakan struktur kimianya terlebih dahulu. Sebagai contoh pupuk sumber N (Nitrogen). Biasanya pupuk yang diberikan berupa pupuk kandang atau POC. Kedua bahan tersebut mengandung senyawa N berupa amoniak, nitrat dan urea.
Bakteri akan memecah bahan sumber N tersebut melalui proses nitrifikasi. Yaitu pemecahan senyawa nitrat menjadi nitrit yang bisa diserap oleh akar tanaman. Tanpa keberadaan bakteri tersebut maka pupuk yang diberikan tidak dapat diserap oleh akar tanaman. Sangat penting kiranya bagi kita dalam menjaga kesehatan tanah agar organisme penghuninya dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Untuk itu mulai biasakan menggunakan jerami padi sebagai mulsa penutup tanah. Selain gratis, hasil panen dari tanaman sayuran yang kita budidayakan dengan menggunakan jerami sebagai mulsa akan menghasilkan produk dengan kualitas yang sangat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar