Jumat, 28 Juni 2019

Ground Covers to Enhance your Landscaping


by Sharon Faircloth
Ground covers are typically thought of as a group of low-lying plants with a spreading habit of growth used to cover the landscape not taken up by our fabulous flowering plants!  Creepers can enhance and protect hillsides from erosion, protect hot dry areas, enhance shady spots and assist in weed control.  They can be used to enhance year-round visual interest and many varieties are critter resistant.

Galium odoratum, Sweet Woodruff next to walkway
As in all landscape choices, “right plant, right place” is always the first consideration.  Most open spaces in our landscape seem to fill up with weeds.  Ground covers are an excellent way to introduce an alternative.  There are a number of attractive ground cover plants that will add color, texture, and continuous interest.  Plant choice is also important in determining the area you want to cover.  The larger the area, the more important the choice.

Under the right conditions, ground covers will spread quickly, allow some light foot traffic but preparation is important.  Don’t fall for the misconception that ground cover means no maintenance!   After you’ve determined your site, how much sun it will get, how much protection from weather you have and what type of look you want, it’s time to start removing weeds and or grass.  Successful growing will be greatly enhanced by soil amendment with organic matters like compost, aged manure and sphagnum peat.  Once established, some plants require less care than others.  According to the excellent CSU Fact Sheet 7.413 (https://extension.colostate.edu/topic-areas/yard-garden/ground-covers-and-rock-garden-plants-for-mountain-communities-7-413/), the higher the altitude, the longer it takes to establish.  It will take about two years to establish at lower altitude, giving enough time to maximize weed control. Clearing weeds as you seem them will help minimize later.

Ajuga reptans or bugleweed is a pretty, fast and low-growing option.  It has interesting purplish green leaves and grows by runners that root at the nodes.  There are several cultivars and readily available as ajuga, carpet bugle, blue bugle and carpetweed.  It’s mat-forming and the straight species is hardy up to 10,000 feet. Recommended choices for altitude are ‘Bronze Beauty’, ‘Atropurpurea’ and ‘Chocolate Chip’ varieties.  The leaves stay colorful well into the fall and spring brings spikes of bluish-purple flowers.  It works well along walkways and patio areas preferring part sun to shade.

Ajuga reptans, Bugleweed
Two choices for full season visual interest are Arctostaphylosspp., or kinnickinnick, and Vinca (although the latter is hardy to only 8,000’ or lower).  Both have bright green foliage and are low-growing.  Kinnikinnick has small pink flowers in the spring and red berries in the fall.  Indians used the plant for tea and a medicinal for skin problems.  Vinca, or common periwinkle, have bluish purple blooms in spring.  It has shallow roots and does well on banks and in gardens.
Vinca minor, Common periwinkle
For more sunny locations, like rock gardens,  Sedum spp. (stonecrop) are great options.  They come in a variety of colors and can turn lovely shades in the fall for additional visual interest.  The Sedums like well-drained soil and will do well on moisture, once established.  Best choices for alpine gardens are Sedum acre or 'Goldmoss' with green leaves and yellow flowers, Sedum album or White stonecrop with small green leaves and white to pinkish flowers and ‘Dragon’s Blood’ with purple leaves and reddish-purple flowers. 

Sedum spurium, Stonecrop ‘Voodoo’ in rock garden
The hardy Geranium spp. cultivars have delicate lobed leaves with white, pink or blue flowers and vary in height and width.  They like sun, bloom earlier in the year and will tolerate low to moderate moisture levels. 
Geranium cinereum, Cranesbill
There are many advantages to adding spreading ground covers to areas of your landscape.

For more general information about ground covers, see Fact Sheet 7.40.  For a refresher on soil amendments, look at Fact Sheet 7.235, and for a great resource on mountain communities check out Fact Sheet 7.413 Ground Covers and Rock Garden Plants for Mountain Communities.  In addition to a head start on successful planting, get many of your questions regarding bloom times, exposure preferences, moisture requirements and general comments answered within these publication. 

All photos by Sharon Faircloth

CSU Fact Sheet 7.413 (https://extension.colostate.edu/topic-areas/yard-garden/ground-covers-and-rock-garden-plants-for-mountain-communities-7-413/
CSU Fact Sheet 7.40 https://extension.colostate.edu/topic-areas/yard-garden/ground-cover-plants-7-400/
CSU Fact Sheet 7.235 https://extension.colostate.edu/topic-areas/yard-garden/choosing-a-soil-amendment/

Rabu, 26 Juni 2019

Ini Dia Bahan-Bahan Alami Sumber Unsur Hara Makro NPK


Tanilokal - Supaya dapat tumbuh dengan baik, tanaman membutuhkan sumber makanan atau pupuk berupa unsur hara makro yang terdiri dari Nitrogen (N), Phosphor (P) dan Potassium atau Kalium (K). 

Daripada menggunakan pupuk kimia NPK sintetis, Anda bisa membuat sendiri pupuk NPK tersebut dari bahan-bahan yang mudah didapatkan. Selain itu, penggunaan pupuk NPK buatan sendiri sifatnya lebih ramah lingkungan sekaligus dapat meningkatkan kesuburan tanah.


Unsur hara makro NPK tersebut nantinya dibutuhkan tanaman agar dapat tumbuh, serta menghasilkan bunga dan buah atau biji. Karena perakaran tanaman menyerap unsur hara makro yang tersedia di tanah dalam jumlah yang cukup besar, maka Anda perlu melakukan pemupukan secara berkala. 

Berikut fungsi masing-masing unsur hara makro beserta sumber bahan bakunya:

Nitrogen.
Nitrogen memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan kesehatan tanaman, salah satunya adalah tumbuhnya daun yang sehat berwarna hijau gelap. Selain itu nitrogen dibutuhkan oleh tanaman agar dapat melakukan proses fotosintesis. 

Proses fotosintesis ini terjadi di dalam klorofil daun yang akan menggunakan energi dari sinar matahari untuk memecah air dan karbon dioksida, sehingga terbentuklah gula. Gula yang dihasilkan nantinya menjadi sumber makanan bagi tanaman, sedangkan hasil buangannya berupa gas oksigen.

Ketika tanaman kekurangan Nitrogen akan memberikan respon berupa perubahan warna pada daunnya. Peristiwa ini terjadi karena Nitrogen merupakan bagian dari molekul penyusun klorofil tanaman yang berwarna hijau, sehingga daun tanaman yang tidak mendapatkan cukup nitrogen akan berubah warna menjadi kuning.  


Khusus untuk tanaman jenis leguminosa atau kacang-kacangan, secara alami bisa mendapatkan sumber Nitrogen dari atmosfir. Di mana 78% bagian dari atmosfir adalah gas Nitrogen. Dengan bantuan bakteri rhizobium di akarnya, tanaman leguminosa akan menyerap gas Nitrogen dari atmosfir untuk dibawa ke dalam tanah.

Nantinya bakteri akan merombak Nitrogen (proses fiksasi) menjadi ion ammonium sehingga dapat diserap oleh tanaman. Sebagai gantinya bakteri akan mendapatkan gula yang dilepaskan oleh perakaran tanaman. 

Untuk itu selama masa pertumbuhannya tanaman leguminosa tidak memerlukan banyak nitrogen yang tersedia di dalam tanah.

Baca juga : Leguminosa, Sumber Pupuk Nitrogen


Lain halya dengan tanaman di luar jenis leguminosa, seperti sayuran daun, sereal dan buah-buahan, yang secara kontinyu menyerap Nitrogen dari dalam tanah. Untuk itu Anda perlu menambahkan bahan sumber nitrogen agar tanaman tersebur dapat tumbuh dengan baik. 

Bahan sumber Nitrogen diantaranya; kotoran dan urin ternak, bagian tanaman yang masih hijau, serta bagian kulit buah. Pastikann Anda memfermentasi terlebih dahulu bahan-bahan tersebut sampai terdekomposisi agar dapat diserap oleh perakaran tanaman.


Proses fermentasi juga berguna untuk membunuh bakteri pathogen penyebab penyakit pada tanaman, sekaligus membunuh biji-biji rumput yang mungkin masih terbawa di dalam kotoran ternak.

Phosphor.
Tidak berbeda jauh dengan peran Nitrogen, Phospor memiliki andil dalam proses metabolisme tanaman, seperti fotosintesis dan perombakan senyawa karbohidrat. Fungsi utama Phosphor tersebut adalah untuk mendukung pertumbuhan jaringan dan sel baru, serta pembentukan sistem perakaran, bunga dan buah. 

Ketika tanaman mendapatkan Phosphor dalam jumlah yang cukup, tanaman akan memiliki kemampuan untuk melawan penyakit. Hal ini dikarenakan tubuh tanaman dapat tumbuh dengan baik dalam waktu yang cepat.


Apabila tanaman tidak bisa mendapatkan suplai Phosphor dalam jumlah yang cukup, dampaknya tanaman akan menjadi kerdil, serta tidak dapat memproduksi bunga. 


Sedangkan pada tanaman leguminosa ketika kekurangan Phosphor maka energi yang dihasilkan dari proses fiksasi nitrogen oleh bakteri tidak dapat dikirim ke seluruh bagian tanaman. Akhirnya buah dan biji yang dihasilkan pun berkualitas rendah.

Bahan sumber Phosphor diantaranya; Kotoran ternak khususnya kotoran ayam dan tepung tulang.

Produk bone meal atau tepung tulang masuk kategori jenis Phosphor yang ramah lingkungan. Di mana kandungan Phosphor dalam tepung tulang berkisar antara 12% sampai 16%. 

Dari segi harga tepung tulang cukup terjangkau, sehingga cocok digunakan sebagai bahan sumber Phosphor yang perlu dipertimbangkan.


Biasanya terdapat dua jenis bahan pembuatan tepung tulang. Yaitu tepung tulang ikan dan tepung tulang dari hasil samping pemrosesan daging. Namun keduanya apabila digunakan di lahan memiliki keunggulan yang sama. 

Tepung tulang juga merupakan sumber kalsium, di mana kalsium merupakan nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman yang kuat.

Dosis yang dianjurkan saat menggunakan tepung tulang adalah sebanyak 1 - 2 sendok makan untuk setiap lubang tanam, atau 2 kg - 5 kg untuk setiap 10 meter persegi. 

Saat menggunakan tepung tulang pastikan untuk mencampur secara merata dengan tanah, karena produk ini cukup disukai oleh hewan pengerat. 

Potassium atau Kalium.

Potassium berhubungan dengan pergerakan air, nutrisi, serta karbohidrat di dalam jaringan tanaman. Potassium juga membantu agar proses membuka dan menutupnya stopmata dapat berlangsung secara normal, dalam proses ini juga terjadi pertukaran uap gas, oksigen dan karbon dioksida. 

Ketika tanaman kekurangan Potassium maka tanaman akan menjadi kerdil dan produktifitasnya menurun secara drastis. 


Namun apabila tanaman mendapatkan Potassium dalam jumlah yang cukup, hasilnya tanaman jadi lebih tahan terhadap kekeringan dan tidak mudah layu. Hal ini dikarenakan tanaman mampu menjaga agar tidak kehilangan energi sekaligus respirasi dapat terkontrol dengan baik. 


Pada tanaman sereal seperti padi dan jagung, ketika kebutuhan Potassiumnya terpenuhi dengan baik, maka produksi bijinya dapat maksimal.  


Bahan sumber Potassium atau Kalium diantaranya; abu dari pembakaran kayu atau jerami. Abu dari pembakaran tanaman mengandung potassium yang cukup tinggi. 

Cara menggunakannya cukup dengan menaburkan secara merata dan tipis di sekeliling tanaman. Karena partikel abu sangat kecil, saat terkena air abu akan dengan mudah masuk ke dalam tanah dan dapat segera diserap oleh perakaran tanaman. 

Gunakan Pupuk Kompos

Agar supaya tanaman bisa menyerap unsur hara makro NPK tersebut dengan maksimal, selalu pastikan untuk menjaga kandungan bahan organik tanah tetap tinggi. Caranya adalah dengan menambahkan pupuk kandang atau pupuk kompos yang cukup. 

Setidaknya setiap musim tanam tambahkan pupuk kandang atau pupuk kompos di lahan sebanyak 2 kg untuk setiap 1 meter persegi. Dengan begitu kandungan unsur hara makro dan mikro dalam tanah dapat seimbang, sehingga tanaman serta tanah menjadi subur.


Referensi:
Howard, K. Hunker (2018). What does nitrogen do for plants ?
Koratkar, S. Bioogy discussion (2019). Nitrogen: sources and role in plants life
Mas, J. Phoslab (2013). How does nitrogen help plants grow ?
Kaiser, L, D. University of Minnesota extension (2018). Potassium for crop production
Smart fertilizer (2018). Potassium in plants
Tajer, A. Green way biotech (2016). What’sthe function of potassium (K) in plants ?
Rhoades, H. Gardening know how (2019). The importance of phosphorus in plant growth
Robertson, E. Cornell University Cooperative Extension (2012). Phosphorus Sources for Field Crops. 

Gambar :
http://blog.mr-fothergills.co.uk/using-wood-ash-in-your-vegetable-garden/

Melirik Sejarah Perjalanan Rempah-Rempah Pala Dari Spice Islands



Tanilokal - Pada abad ke 17 rempah-rempah menjadi komoditas yang sangat bernilai harganya. Saking mahalnya harga salah satu jenis rempah-rempah yaitu pala atau nutmeg sempat setara dengan emas. Penyebabnya adalah permintaan pasar Eropa terhadap produk ini yang teramat besar, sedangkan ketersediaannya sangat terbatas. Di mana saat itu daerah penghasil pala di dunia hanya satu, yaitu di Kepulauan Banda, Indonesia.

Penduduk Daerah Eropa pada tahun 1600an memanfaatkan rempah-rempah sebagai bumbu penyedap masakan, campuran wine dan minuman keras, penyeimbang rasa pada daging (salty winter meat), serta obat segala jenis penyakit. 


Pada waktu itu salah satu jenis rempah-rempah yang paling dicari dan berharga adalah pala. Di mana hanya orang-orang tertentu kalangan atas yang dapat membelinya serta belum banyak yang mengetahui dari mana rempah-rempah yang satu ini berasal. Pala juga dimanfaatkan sebagai obat halusinasi, Pereda sakit flu dan sakit kepala, serta obat penenang.


Selain langka, penyebab tingginya nilai jual rempah-rempah karena sulitnya akses untuk membawa komoditas tersebut dari Asia Tenggara ke Eropa. Jaman dahulu jalur transportasi yang paling efisien adalah melewati laut dengan menggunakan kapal.


Untuk itu resiko yang ditanggung oleh penjelajah sangat besar, bahkan beberapa tidak dapat kembali dengan selamat ke Eropa.


Penemuan Surga Rempah-Rempah “Spice Islands” Oleh Bangsa Eropa

Karena pala menjadi sangat populer dan bernilai tinggi, para penjelajah Eropa melakukan ekspedisi untuk mencari daerah penghasil pala atau yang dikenal dengan “Spice Islands”. 

Pencarian Kepulauan Rempah-rempah itu pertama kali dilakukan oleh Portugis yang dipimpin oleh Afonso de Albuquerque yang akhirnya menemukan daerah penghasil pala, yaitu Kepulauam Banda, Maluku, pada tahun 1511. 



Namun misi penaklukkan yang dilakukan oleh bangsa Eropa pertama di Kepulauan Banda ini tidak berlangsung lama. Dalam waktu kurang dari 10 tahun para penjelajah Portugis menyerah untuk menaklukkan "Spice Islands" ini. 

Memasuki tahun 1599, Belanda mengikuti jejak Portugis dan tiba di Kepulauan Banda. Mereka mencoba menguasai satu-satunya wilayah penghasil pala di dunia ini dengan menggunakan kekuatan armada yang lebih besar. 


Pada tahun 1609 Belanda dengan tokoh-tokoh masyarakan Banda yang dikenal dengan sebutan Orang Kaya melakukan perjanjian atau Eternal Treaty sistem perdagangan monopoli. Belanda memaksa penduduk pribumi Kepulauan Banda untuk menjual hasil buminya hanya untuk mereka. 


Belanda juga memperkuat benteng Bandanairanya yaitu Benteng Nassau, yang merupakan salah satu pusat pertahanan VOC di Kepulauan Maluku. 


Pembantaian Yang Dilakukan Belanda Untuk Menguasai Kepulauan Banda

Saat itu wilayah kepulauan Banda tidak hanya diduduki oleh Belanda, namun juga Iggris yang sudah lebih dulu berdagang dengan masyarakat Banda di pulau Run dan Ai. Jaraknya hanya terpisah 10 km dari pulau Banda. 

Di mana pada tahun 1615 Belanda menyerang pulau Run dan Ai untuk melawan Inggris, namun mengalami kekalahan dengan terbunuhnya 200 tentara Belanda. Kemudian Pada tahun 1617 Belanda menyerang kembali dan berhasil menguasai pulau Run dan Ai sekaligus membunuh tentara Inggris.


Menjelang tahun 1621, tepatnya pada tanggal 27 Februari, dengan dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen yang saat itu adalah Gubernur Jenderal VOC, Belanda mengerahkan pasukan yang besar untuk menyerang warga serta menghancurkan pemukiman Kepulauan Banda. 


Pembantaian tidak hanya terjadi di Pulau Banda, namun juga di Pulau Lontor, Naira dan pulau Lainnya. Saat itu jumlah penduduk Banda mencapai 15 ribu jiwa, namun setelah peristiwa pembantaian itu tinggal tersisa kurang dari 1000 an orang. Tidak terkecuali 44 orang tokoh pemuka Orang Kaya juga diciduk dan dibunuh.


Penduduk Banda yang selamat dari pembantaian dipaksa untuk bekerja sebagai budak di perkebunan pala. Selain penduduk asli Banda, Belanda juga mendatangkan pekerja dari pulau lainnya termasuk pulau Jawa. Dengan dikuasainya pulau Banda, harga rempah pala di Eropa seketika naik sampai 300 kali lipat dari biaya produksi.


Perjanjian Belanda dengan Inggris dan Monopoli Pala Dunia

Namun proses penguasaan Kepulauan Banda oleh VOC Belanda itu masih menyisakan 1 pulau, yaitu pulau Run yang dikuasai oleh Inggris. Karena Belanda ingin mendapatkan seluruh bagian “Spice Islands” itu, akhirnya pada tahun 1667 dibuatlah perjanjian yang disebut dengan Treaty of Breda. 

Di dalam perjanjian itu Belanda menyerahkan pulau yang dianggap tidak penting saat itu yaitu pulau Manhattan atau New Amsterdam – saat ini bernama New York -. Sebagai gantinya Belanda mendapatkan pulau Run dari penguasaan Inggris.


Dengan dikuasainya seluruh Kepulauan Banda, maka Belanda mutlak menjadi pemain tunggal serta memonopoli pasar pala dunia. Setidaknya selama satu setengah abad Belanda menikmati hasil pala dan rempah lainnya dari kepulauan Banda dan sekitarnya hingga tahun 1810. 


Dari sini kita dapat melihat betapa berharganya salah satu jenis rempah-rempah asli Indonesia dari Kepulauan Banda. Sampai sekarang meskipun rempah Pala sudah banyak dibudidayakan di wilayah negara tropis lain, Pala dari Banda masih menjadi standar kualitas produk yang terbaik. 


Tidak terkecuali rempah-rempah lainnya seperti kayu manis (Cinnamon) dan lada putih dari Bangka yang dikenal dengan nama Muntok White Pepper.


Referensi :

Filippone, P. The spruce eats (2019). Nutmeg and mace history
Gale, T. Encyclopedia (2006). Spices and the spice trade
Hay, M. Atlas obscura (2019). The hidden history of the nutmeg island that was traded for manhattan
Myspicer (2014). The history of nutmeg
Radiya,N. I. Tirto id (2017). Pembantaian orang-orang Banda
Szczepanski, K. ThougtCo (2018). Nutmeg: the unsavory  history of a tasty spice

Gambar :

https://chasorganics.com/products/nutmeg-ground-30-g?variant=783004303
https://libweb5.princeton.edu/visual_materials/maps/websites/pacific/spice-islands/spice-islands-maps.html

Selasa, 25 Juni 2019

Cara Menanam Lobak Merah, Bisa Dipanen Dalam Waktu 30 Hari

Umbi lobak merah

Tanilokal - Lobak merah atau radishes menjadi primadona bagi pekebun pemula yang ingin mendapatkan hasil panen dalam waktu singkat. Setidaknya umbi lobak merah sudah bisa dipanen hanya dalam waktu 20-30 hari.

Bagi Anda yang lokasi kebunnya berada di pegunungan yang berhawa dingin, sayuran ini patut untuk dibudidayakan. Selain waktu tanamnya singkat, irisan lobak merah sangat cocok dijadikan sebagai pelengkap penambah kesegaran pada sajian salad.

Mengenal Lobak MerahLobak merah merupakan tanaman yang masih satu kerabat dengan tanaman sawi-sawian (brassica) yang berasal dari daerah subtropis. Itulah sebabnya agar dapat tumbuh dengan baik, lobak merah harus ditanam di lokasi yang dingin dan sejuk. Setidaknya ketinggian lokasi budidaya 1100-1500 mdpl. 

Karena itu jika penanaman lobak merah dilakukan di lokasi yang panas atau dataran rendah dapat menyebabkan umbi terbelah di dalam tanah. 

Bahkan pada beberapa kasus umbi yang dihasilkan menjadi keras dan berkayu, rasanya pun pahit dan pedas. Akhirnya umbi lobak merah tidak dapat dikonsumsi. Jadi pastikan daerah Anda cukup dingin sehingga sesuai untuk pertumbuhan tanaman lobak merah.

Berikut tahapan menanam lobak merah agar menghasilkan umbi dengan rasa yang segar dalam waktu singkat ;

1. Penggemburan tanah. Umbi lobak merah yang berukuran kecil membutuhkan kondisi tanah yang gembur dan subur. Agar umbi tidak pecah dan berasa pahit pastikan tanah memiliki kandungan bahan organik yang cukup. 

Lakukan pengolahan tanah sampai didapatkan tekstur tanah yang halus, tambahkan pupuk kandang sebanyak 3-5 kg/meter persegi. Bila perlu tambahkam pula sekam bakar agar teksturnya menjadi lebih gembur. 

Anda juga bisa menggunakan jerami padi sebagai mulsa penutup tanah. Selain dapat melindungi umbi dari sengatan panas sinar matahari, jerami padi juga mampu menjaga tanah tetap lembab dan dingin. Sehingga umbi lobak merah dapat terbebas dari cekaman panas.

Selain itu tanaman lobak merah tidak menyukai tanah yang tergenang air atau terlalu basah, buatlah saluran drainase berupa parit untuk memudahkan air keluar dari lahan ketika turun hujan.

2. Penanaman. Lobak merah termasuk tanaman berumur pendek, sehingga tidak perlu dilakukan pembibitan terlebih dahulu. Benih yang berupa biji bisa langsung disemai di lahan.

Caranya buat lubang tanam dengan kedalaman 1 cm. Jarak tanam yang ideal adalah 10x10 cm. Letakkan 1 biji benih lobak merah di setiap lubangnya. Kemudian siram dengan air secukupnya menggunakan sprayer.

Nantinya setelah 3 hari benih akan mulai tumbuh dan muncul dari permukaan tanah. 

3. Perawatan tanamanPastikan Anda melakukan penyiraman secara berkala. Ketika kelembaban tanah terjaga maka tanaman akan tumbuh dengan cepat, sehingga umbi dapat dipanen tepat waktu. 

Hal ini penting, karena tidak seperti tanaman wortel dan kentang, tanaman lobak merah jika dibiarkan terlalu lama tumbuh di lahan lebih dari 30 hari maka akan terjadi bolting. 

Di mana tanaman mulai menghasilkan bunga dan kondisi umbi sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

4. Panen dan penanaman rutin. Setelah tanaman berumur 20 hari, umbi lobak merah akan mula terlihat muncul sebagian di permukaan tanah. 

Cabut salah satu umbi untuk dijadikan sample, apabila ukuran umbi sudah cukup besar dan ketika dimakan tidak terasa pedas, itu artinya tanaman telah tumbuh dengan baik. 


Tanaman lobak merah

Biarkan tanaman hingga mencapai umur 30 hari, sehingga nantinya Anda akan mendapatkan panen umbi lobak merah yang ideal seukuran bola pingpong. 

Sebagai catatan apabila budidaya lobak merah dimaksudkan untuk konsumsi pribadi sebaiknya tidak menanam lobak merah secara serentak dalam jumlah yang banyak.

Lakukan penanaman setiap satu minggu sekali, sehingga Anda bisa mendapatkan hasil panen umbi lobak merah yang cukup setiap hari.

Referensi : 
MacKenzie, J. University of Minnesota Extension (2018). Growing radishes in home gardens
Macdonald, M. West coast seeds (2014). How to grow radishes
Royal horticultural society (2019). How to grow radishes
Burpee (2019). How to grow radishes
The old farmers almanac (2019). Radishes : planting, growing and harvesting radishes
Lannotti, M. The spruce (2018). Four Common Problems Growing Radishes and What to Do About Them

Pencegahan OPT Secara Alami Menggunakan Predator Dan Parasitoid


Tanilokal - Dalam dunia pertanian persoalan hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) ini memang tidak ada habisnya. Mulai dari ulat pemakan daun, kutu aphids, dan ulat grayak sering menyerang aneka jenis tanaman di lahan. Namun jangan khawatir, serangan hama tersebut dapat Anda cegah dengan memanfaatkan keberadaan predator dan parasitoid

Dengan manajemen yang baik, tanpa bantuan obat-obatan kimia pestisida lahan Anda bisa terbebas sepenuhnya dari OPT.

Pada dasarnya untuk mengendalikan populasi hama dibutuhkan musuh alami yang sesuai. Di mana musuh alami bagi OPT adalah serangga predator dan parasitoid. 

Larva dari serangga predator dan parasitoid tersebut akan memakan atau menggunakan mangsanya (ulat) sebagai inang. 

Sayangnya ketika obat-obatan pestisida kimia digunakan di lahan, serangga predator dan parasitoid ini juga akan ikut terbunuh. Bahkan pada beberapa kasus diperparah dengan terjadinya mutasi genetik pada OPT, sehingga resisten terhadap obat kimia pestisida. 

Kondisi ini mengakibatkan serangan OPT menjadi sulit untuk dikendalikan. Pada akhirnya terjadilah gagal panen dalam sekala besar.

Untuk itu perlu kiranya mengkondisikan lahan agar sesuai dengan habitat serangga predator dan parasitoid supaya bisa berkembang biak di lahan.

Berikut 3 elemen penting yang harus disediakan;

1. Tersedia makanan yang cukup. Makanan utama serangga predator dan parasitoid adalah nectar dan pollen. Serangga dewasa membutuhkan bahan makanan tersebut sebagai sumber energi untuk terbang dan bereproduksi kemudian bertelur. 

Jenis tanaman refugia penghasil nectar dan polen diantaranya; bunga matahari, kenikir (marigold), aster, queen anne’s lace atau tanaman bunga wortel liar, cosmos, dandelion, daisy, seledri dan parsley. 

Selain itu bunga yang dihasilkan oleh tanaman sawi juga disukai oleh serangga predator dan parasitoid.

Anda dapat menanam refugia tersebut di sela-sela tanaman utama. Atau bisa juga dengan membuat bedengan yang dikhususkan untuk menanam refugia.  

Ketika sumber makanan cukup tersedia di lahan, maka serangga predator dan parasitoid dapat berkembang biak dengan baik.

Telur-telur yang dihasilkan itulah yang nantinya akan menjadi larva, di mana makanan utamanya adalah OPT. 

2. Sumber air. Seperti halnya binatang besar, serangga predator dan parasitoid juga membutuhkan air untuk minum. Maka dari itu buatlah kolam kecil yang diisi dengan batu-batuan. 

Dengan adanya sumber air di lahan, serangga tidak perlu terbang keluar dari kebun Anda.

3. Shelter atau tempat berteduh. Serangga dari jenis arthropoda seperti kumbang, dan laba-laba kebanyakan aktif di malam hari. Pada saat siang hari serangga jenis ini akan bersembunyi di balik bebatuan, kayu dan tanaman semak.

Anda dapat menyediakan tempat berteduh bagi serangga ini dengan cara meletakkan bebatuan secara acak di beberapa titik dekat bedengan. 

Sebagai catatan waktu terbaik untuk menyiapkan 3 elemen tersebut adalah sebelum dilakukan budidaya tanaman sayuran. 

Dengan begitu saat tanaman sayuran anda mulai tumbuh, serangga predator dan parasitoid sudah mulai berkembang biak di lahan. Sehingga serangan hama OPT dapat dicegah lebih dini.

Nah, terus apa saja jenis serangga predator dan parasitoid yang bisa mengendalikan OPT ?

Setidaknya ada 4 jenis serangga predator dan parasitoid penting pengendali OPT, antara lain;

1. Lady bug. Banyak yang menyebutnya dengan nama kepik. Serangga ini memiliki ciri berbentuk bundar dengan punggung berwarna merah berbintik hitam. Sedangkan larva lady bug berwarna hitam dengan garis merah. 

Di mana makanan utamanya berupa serangga kecil aphids. 
Beberapa penelitian menyebutkan dalam sehari satu larva lady bug dapat memakan 50 aphids. 

Untuk itu serangga ini sangat efisien dalam menekan pertumbuhan aphids yang sering merusak tanaman sawi-sawian (Brassicae).

Jenis tanaman refugia yang dibutuhkan; bunga matahari, marigold, dandelion dan wortel liar. Nantinya lady bug dewasa akan meletakkan telur-telurnya di bagian bawah daun.

2.Lacewing. Serangga ini memiliki sayap transparan berwarna kehijauan. Larva lacewing dikenal juga dengan istilah aphids lion karena kebiasaannya memangsa hama aphids dan mites dalam jumlah besar.



Tidak terkecuali telur-telur hama yang berukuran juga menjadi santapan serangga yang satu ini. 
Jenis tanaman refugia yang dibutuhkan; cosmos dan dandelion 

3. Lalat Tachinid. Serangga lalat ini merupakan jenis serangga parasitoid. Lalat tachinid dewasa membutuhkan banyak nectar dan polen. 



Nantinya lalat tachinid akan meletakkan telurnnya di dalam tubuh inang. 
Beberapa ada yang meletakkan telur di dedaunan. Ketika daun tersebut dimakan oleh ulat, maka telur akan menetas di dalam tubuhnya. 

Nantinya larva ulat tachinid akan memakan bagian dalam tubuh inangnya. Dengan kemampuannya itulah lalat tachinid sangat efektif dalam membunuh ulat daun dan ulat grayak.
Jenis tanaman refugia yang dibutuhkan;  bunga bawang, parsley dan wortel liar.

4. Kumbang dan laba-laba. Kumbang juga memiliki peranan penting dalam menekan serangan hama ulat grayak. Serangga ini aktif memangsa ulat grayak yang muncul dari dalam tanah.



Tidak seperti serangga terbang lainnya, kumbang aktif di permukaan tanah. Untuk itu sediakan tempat persembunyian dari bebatuan dan semak-semak seperti tanaman parsley dan leguminosa.

Dengan mengetahui kebutuhan serangga predator serta parasitoid tersebut maka Anda dapat mengkondisikan lahan agar sesuai dengan habitatnya. Sehingga nantinya serangan OPT dapat diminalisir dan dicegah secara alami tanpa perlu menggunakan obat-obatan kimia pestisida. 

Pustaka :
Hoffman, F. Permaculturenews (2014). Plants that attract beneficial insects 
The Denver Post (2013). Bugs to hug: 5 beneficial insects and how to attract them
Albert, S. Harvesttotable (2019). Ground beetle beneficial insects
Haddley, D. ThoughtCo (2019). Bugs with benefits are a green thumb’s best friend
Veggiegardener (2010). How to attract beneficial insects

Gambar :
https://www.nsf.gov/news/mmg/mmg_disp.jsp?med_id=67178&from=
https://www.hobbyfarms.com/know-your-beneficials-green-lacewings/
https://www.gardensalive.com/product/sta-home-lady-beetles
https://extension.umd.edu/hgic/topics/parasitoids-tachinid-fly-diptera
https://gardenerspath.com/how-to/disease-and-pests/beneficial-insects/#Ground-Beetle

Minggu, 23 Juni 2019

6 Tips Budidaya Sayuran Selada Iceberg Organik


Tanilokal Sayur selada sudah tidak asing lagi kita jumpai di berbagai jenis makanan. Mulai dari salad, isian kebab dan burger sampai sayur pelengkap lalapan. Setidaknya ada dua jenis tanaman selada berdasarkan tipe pertumbuhannya, yaitu selada daun dan selada krop.

Kali ini penulis akan membahas budidaya selada iceberg yang termasuk jenis selada krop. Di mana setelah tanaman dewasa, tanaman selada iceberg akan membentuk krop bulat seperti tanaman kubis. Berikut 6 cara praktis budidaya selada iceberg secara organik.

1. Pemilihan Lokasi Budidaya

Dalam melakukan budidaya selada iceberg, kondisi lingkungan menjadi factor utama penentu keberhasilan. Tanaman ini hanya bisa membentuk krop apabila suhu udara di lahan cukup dingin.

Karena selada iceberg merupakan tanaman subtropis, maka budidaya selada iceberg disarankan untuk dilakukan di dataran tinggi.

Ketinggian lokasi penanaman yang sesuai untuk budidaya selada iceberg minimal 800-1000 mdpl. Sedangkan ketinggian lahan untuk pembentukan krop yang optimal adalah 1300-1500 mdpl.

2. Pembibitan dengan menggunakan seedtray.

Bibit yang sehat juga menjadi penentu keberhasilan pembentukan krop selada iceberg.

Untuk itu gunakan wadah pembibitan yang standar seperti seedtray plasik. Hal ini dikarenakan bentuk dan ukuran seedtray sudah didesain sedemikian rupa sesuai untuk pertumbuhan bibit tanaman.



Ukuran lubang drainase seedtray juga sangat pas. Air yang berlebihan dapat dengan mudah keluar dari seedtray, namun kelembaban media tanam dapat tetap terjaga.

Dengan menggunakan seedtray plastic, proses pembibitan juga menjadi lebih mudah dan cepat, dalam sekali proses setidaknya 105 benih sudah tertanam dalam waktu singkat.

Untuk melakukan pembibitan selada iceberg menggunakan seedtray plastic, pakailah campuran pupuk kandang dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1.

Campuran tersebut akan menghasilkan media tanam yang memiliki pH netral sekaligus tersedia cukup nutrisi untuk pertumbuhan bibit sampai siap pindah tanam.

3. Persiapan lahan
Agar tanaman selada iceberg dapat membentuk krop yang berkualitas baik, maka kondisi tanah harus gembur dan subur.

Sistem perakaran selada iceberg yang serabut membuat tanaman ini tidak dapat membentuk krop di lahan yang memiliki tekstur tanah keras. Untuk itu lakukan pengolahan tanah secara intensif.

Berikut 4 tahapan pengolahan tanah secara intensif;
  • Lakukan pembalikan tanah bagian bawah ke atas dengan menggunakan cangkul atau tractor. 
  • Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah yang masih besar sampai didapatkan tekstur tanah yang halus. 
  • Bentuk bedengan dengan ukuran lebar 100 cm dan tinggi 20 cm, untuk Panjang bedengan disesuaikan dengan kontur lahan.
  • Campurkan tanah bagian atas bedengan dengan pupuk kandang yang terbuat dari kotoran kambing atau domba sebanyak 3 kg untuk setiap 1 meter persegi. Pastikan pupuk yang dipakai telah terfermentasi sempurna. Di mana ciri pupuk kandang yang sudah terfermentasi sempurna memiliki tekstur yang remah, tidak basah, tidak berbau serta ringan.

Setelah bedengan jadi, tutupi permukaannya dengan  menggunakan jerami padi yang disebar secara acak namun merata.

Usahakan untuk tidak menata jerami padi dalam satu alur, karena bisa menyebabkan permukaan tanah menjadi keras.

4. Pindah Tanam
Seperti halnya tanaman sayuran daun lainnya, waktu penanaman yang paling baik dilakukan saat akhir musim penghujan atau sekitar bulan Mei hingga Juni.

Setelah bibit berumur 2 minggu, lakukan pindah tanam di lahan pembesaran atau bedengan.

Keluarkan bibit secara hati-hati dari lubang seedtray dengan menggunakan tusuk es krim. Usahakan untuk tidak merusak perakaran bibit.

Untuk mendapatkan hasil krop yang berkualitas dan berbobot, jarak tanam yang direkomendasikan adalah 15x15 cm.

Setelah benih diletakkan di lubang tanam, padatkan tanah sekitar bibit agar akar tanaman dapat segera beradaptasi dan mendapatkan nutrisi.

5. Perawatan dan Pemupukan
Dalam budidaya selada iceberg waktu yang dibutuhkan dari pindah tanam hingga panen tergolong singkat yaitu 45 hari.

Bobotnya pun juga lumayan berat, setidaknya setiap satu tanaman dapat mencapai 700-1000gr.




Namun untuk mendapatkan hasil yang baik perlu dilakukan perawatan intensif. Diantaranya adalah aktifitas pemupukan susulan dengan pupuk organic cair (POC) dan penyiangan gulma atau rumput liar.

Karena dalam budidaya selada iceberg ini menggunakan mulsa berupa jerami padi, pengendalian gulma tergolong lebih mudah.

Rumput liar yang muncul dari bawah jerami padi dapat dihitung dengan jari. Selain itu akar rumput liar yang tumbuh juga cukup lemah, sehingga mencabutnya pun gampang.

Sedangkan untuk proses pemupukan susulan dilakukan setiap minggu. Pupuk organic cair yang digunakan terbuat dari fermentasi urin kelinci dengan produk EM4.

Lakukan pengenceran pada POC yang telah terfermentasi menggunakan air bersih dengan perbandingan 1:10. Di mana dosis yang sesuai untuk pertumbuhan selada iceberg adalah 300 ml atau 1 gelas untuk setiap tanamannya.

6. Panen dan Penyimpanan
Ciri dari selada iceberg yang siap panen telah membentuk krop sempurna. Apabila ditekan maka tanaman akan terasa kompak dan padat.

Pemanenan paling baik dilakukan pada sore hari mulai pukul 15.00. Hal ini dikarenakan aktifitas fotosintesis tanaman sudah mulai berkurang.

Selain itu proses penguapan juga tidak akan sebesar di pagi atau siang hari, sehingga tanaman tidak mudah layu selama proses penyimpanan.

Agar krop selada iceberg tetap segar dan renyah, segera bungkus dengan menggunakan plastic wrap atau kertas koran. Dengan perlakuan seperti itu krop selada iceberg dapat terjaga kesegarannya selama 2-3 hari.

Beranda pertanian masa kini