Jumat, 31 Mei 2019

Tired of Waiting! Instant Garden! Container Plants!


by Lorrie Redman
In the mountains, we always have to wait for the snow to clear, soil to warm up, and frost to end.  I admit I am impatient and always have to find ways to garden before these events occur.  I overcome my frustration by growing seedlings, potting Christmas bulbs, nurturing micro greens, and watering houseplants.

Come May though, I can’t control my need to garden and I want an instant garden.  My solution is container planting.  I can design, shop, plant and enjoy my mini gardens all in one day. 

My three favorite mini gardens are shade containers, perennial containers, and herb containers.
Container garden by Lorrie Redman
      Shade Containers add lots of color to problem areas that are hard to grow annuals in. I can add a container under a tree and bring interest and height in those spots that nothing else grows.  Plants I like to use are begonias, coleus and, impatiens.  There are so many new varieties to choose from and they have similar water and sun needs.

      Perennial Containers are wonderful because you get more for your money. You can enjoy them on your deck or patio all summer and then replant them into your regular garden in the fall.  Plants I love to combine are salvias, rudbeckias, yarrows and lavenders.  

      Herb Containers are edible and fragrant additions to your living space.  Who doesn’t love to cook your favorite pasta sauce and grab a few basil leaves for flavor or chop up cilantro into your homemade salsa?  With herbs, I love to use one herb per pot so I can control my plants watering needs.  Then I group the containers together for a variety of textures and heights. 

Container gardens do have some special considerations to think about before you plant.  They include:
Perennial garden photo by Lorrie Redman
Choosing a Container:
    Any container can be used but it must have good drainage and drainage holes so your plants do not become waterlogged.
    If choosing edible plants make sure the container is not made with toxic materials. 
    Porous materials such as clay and wood need to be watered more often than non-porous materials like ceramic, plastic, and metal containers.  Porous materials do offer more air circulation into the root zone. 

Soil:
    Choose soil mixes that are free of insects, disease and weed seeds. It is recommended that you change out your soil yearly.
    Native soils are not recommended since they compact easily and prevent oxygen from getting to the root systems.
    Soil mixes vs soilless mixes tend to have some of the same ingredients but soilless mixes tend to be lighter. Research your plants to determine which medium is better for your choice of plants.
 Watering and Fertilizing:
    These are problem areas for containers. Container do require more watering and fertilizing than your regular gardens. 
    Containers tend to lose moisture faster since they are above ground and the number of plants in such a small space increases the need for more regular fertilization.
    Letting your pots dry out completely is not recommended since the finer roots will die and your plants will suffer.
    Even if you add slow release fertilizers to your soil mix it is recommended in Colorado to use additional soluble fertilizers to feed your plants.
    With increased watering and fertilizing good drainage is also necessary to reduce salt build up from added fertilizers.  Recommendations include draining your saucers often and having containers that accommodate the root depth of your plants.  

Now go out and create your own instant garden!

For additional information about container gardening, check out the CSU Extension Fact Sheet Container Gardens.  https://extension.colostate.edu/docs/pubs/garden/07238.pdf

Sabtu, 25 Mei 2019

Jerami Padi, Solusi Mulsa Ramah Lingkungan Penyubur Tanah




TANILOKAL - Mulsa memiliki peran yang penting dalam proses aktifitas budidaya aneka sayuran. Dengan adanya mulsa penutup tanah maka gulma dan rumput liar tidak dapat tumbuh. Hal ini penting karena ketika rumput liar mulai muncul dan berkembang diantara tanaman sayuran maka akan terjadi persaingan untuk mendapatkan nutrisi di dalam tanah. Untuk itu diperlukan adanya teknik pengendalian gulma yang efisien sekaligus ramah lingkungan.

Jerami merupakan limbah dari hasil panen tanaman sereal. Seringkali limbah berupa batang tanaman yang telah mengering ini belum ada yang memanfaatkan secara optimal. Selama ini jerami tersebut sekedar dibakar di lahan pertanian setelah proses panen selesai dilakukan.


Tidak hanya jerami padi, sisa tanaman tebu dan jagung pun juga diproses dengan cara yang sama. Dibakar.

Memang abu dari hasil pembakaran sisa tanaman ini akan menjadi pupuk sumber pospor dan kalium. Namun seperti yang kita ketahui ketika terjadi proses pembakaran maka akan dihasilkan zat pencemar udara berupa karbon monoksida dan karbon dioksida ke atmosfir.

Solusi yang paling murah, gampang, menguntungkan sekaligus ramah lingkungan adalah dengan memanfaatkan kembali jerami untuk aktifitas pertanian.

Cara Aplikasi Jerami Padi di Lahan



Terinspirasi dari ilmuwan jepang yang bernama Masanobu Fukuoka. Di dalam bukunya yang berjudul Revolusi Sebatang Jerami dijelaskan secara detail fungsi dan manfaat dari penggunaan jerami padi di lahan pertanian.

Cara penggunaannya pun gampang. Cukup ditebarkan secara acakr di atas bedengan. Sebaiknya jangan menata jerami dengan rapi berjajar. Ketika kita menata jerami dengan rapi berjajar maka sirkulasi udara dapat terhambat. Begitu pula air tidak dapat mudah masuk ke dalam bedengan. Dampaknya permukaan bedengan lama-kelamaan akan mengeras yang kemudian menghambat pertumbuhan tanaman.

Selain mencegah munculnya gulma, jerami padi juga sangat baik dalam menjaga kelembaban tanah. Pada beberapa kasus akan terlihat jamur yang muncul di permukaan jerami.

Tapi jangan khawatir. Jamur tersebut sedang mengurai jerami yang sudah mulai lapuk dan tidak akan mengganggu tanaman sayur yang masih hidup. Justru keberadaan jamur yang muncul dari jerami padi menandakan tingkat kesuburan lahan tersebut.

Semua jenis sayuran tumbuh dengan sangat baik ketika bedengan diberikan mulsa berupa jerami padi. Mulai dari tanaman bunga seperti brokoli, tanaman sayur kubis dan selada, serta umbi-umbian lobak merah dan bawang semuanya memberikan hasil panen yang sangat baik.

Jerami Padi Menjaga Habitat Organisme Tanah
Dunia pertanian sebenarnya tidak hanya sebaratas soal penanaman, pemupukan dan panen. Namun ada yang lebih penting dari aktifitas tersebut. Yaitu menjaga keberadaan organisme penghuni tanah yang membantu menyediakan nutrisi bagi tanaman.

Jerami yang kita aplikasikan ke lahan akan memberikan fungsi seperti naungan
bagi permukaan tanah. Suhu tanah akan terjaga dan tetap lembab. Ketika suhu lingkungan sangat dingin, maka jerami akan menghangatkan tanah dibawahnya, begitu pula sebaliknya.

Kondisi tersebut akan menyediakan lingkungan yang sesuai dengan suhu yang optimal bagi pertumbuhan organisme penghuni tanah. Yang pada akhirnya proses perombakan senyawa sumber nutrisi bagi tanaman dapat berlangsung dengan baik.

Keberadaan organisme penghuni tanah mulai dari cacing, bakteri, jamur, nematoda memiliki peran yang sangat penting. Organisme tersebut merupakan kunci utama dalam penyediaan nutrisi siap serap oleh akar tanaman.

Seperti yang kita ketahui, pupuk yang kita berikan ke tanaman secara kontinyu tersebut belum bisa diserap oleh tanaman. Perlu dilakukan perombakan struktur kimianya terlebih dahulu. Sebagai contoh pupuk sumber N (Nitrogen). Biasanya pupuk yang diberikan berupa pupuk kandang atau POC. Kedua bahan tersebut mengandung senyawa N berupa amoniak, nitrat dan urea.

Bakteri akan memecah bahan sumber N tersebut melalui proses nitrifikasi. Yaitu pemecahan senyawa nitrat menjadi nitrit yang bisa diserap oleh akar tanaman. Tanpa keberadaan bakteri tersebut maka pupuk yang diberikan tidak dapat diserap oleh akar tanaman.  Sangat penting kiranya bagi kita dalam menjaga kesehatan tanah agar organisme penghuninya dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Untuk itu mulai biasakan menggunakan jerami padi sebagai mulsa penutup tanah. Selain gratis, hasil panen dari tanaman sayuran yang kita budidayakan dengan menggunakan jerami sebagai mulsa akan menghasilkan produk dengan kualitas yang sangat baik.



Jumat, 24 Mei 2019

Cara Budidaya Kol Merah Organik Bagi Pemula


TANILOKAL - Kol merah atau kubis merah merupakan salah satu sayuran daun yang sangat menarik untuk ditanam. Selain warnanya yang mencolok dan berbeda dengan jenis sayuran lainnya, warna merah keunguan tersebut menandakan kondisi kesuburan tanah tempatnya tumbuh. 


Dari segi tekstur dan rasa, ada perbedaan antara kol merah dengan kol putih atau kol hijau. Daun kol merah lebih tebal dan padat dengan aroma earthy. Penggunaan kol merah pada makanan pun sering kali dijumpai dalam keadaan mentah atau dijadikan sebagai campuran salad.


Berikut cara budidaya kol merah bagi pemula di bawah ini.

Syarat Kondisi Lokasi Budidaya Kol Merah
Untuk dapat tumbuh dengan baik dan optimal, tanaman kol merah membutuhkan kondisi lingkungan yang dingin dan sejuk. Penanaman di lingkungan panas dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat karena cekaman panas. Gunakan paranet hitam sebagai naungan untuk mengurangi paparan sinar matahari yang diterima tanaman kol merah kalau ingin membudidayakan di daerah panas.

Ketinggian lokasi budidaya setidaknya 800 mdpl. Sedangkan kondisi tanah yang disukai oleh tanaman kol merah adalah tanah yang kaya bahan organik, gembur dan lembab. Tanah yang keras dan kering secara signifikan dapat menghambat pertumbuhannya.

Sistem perakaran tanaman kol juga sensitif terhadap genangan air. Buatlah parit atau saluran drainase di sekitar lahan untuk memastikan ketika turun hujan air tidak akan menggenang.

Pembuatan Bedengan dan Pemilihan Mulsa
Lebar kanopi tanaman dapat dijadikan sebagai patokan sejauh mana ekspansi sistem perakaran tanaman. Sebagai contoh apabila lebar kanopi 75cm, maka lebar bedengan juga 75cm. Pada dasarnya semakin lebar ukuran bedengan maka perakaran tanaman dapat menjangkau lebih banyak nutrisi yang ada di tanah.

Untuk tanaman kol merah dan brokoli ukuran bedengan yang saya buat lebarnya 80 cm dengan tinggi bedengan 15 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi dan kontur lahan. Namun supaya kita mudah dalam melakukan perawatan tanaman, sebaiknya panjang bedengan tidak lebih dari 10 meter. Sedangkan jarak antar bedengan minimal 50 cm.



Karena saya ingin mengaplikasikan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan, jenis mulsa penutup bedengan yang saya pakai menggunakan jerami padi kering. Dibandingkan mulsa plastik, jerami padi selain dapat terurai dan menjadi pupuk, juga memiliki kemampuan dalam menjaga suhu permukaan tanah tetap optimal. Sirkulasi udara dan serapan air juga jauh lebih baik dibandingkan dengan mulsa plastik.

Kondisi tersebut menjadikan tanah memiliki tekstur gembur kaya bahan organik yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman sekaligus menyediakan rumah untuk berkembangnya organisme penyubur tanah.

Dalam waktu 1 bulan kalau kita buka jerami padinya akan banyak terlihat cacing tanah dan beragam jenis organisme pengurai yang beraktifitas di bawah jerami padi. Perakaran tanaman yang paling halus pun tumbuh dengan sangat baik sampai muncul ke permukaan tanah.

Kalau menggunakan mulsa plastik silver memang akan memberikan tambahan sinar matahari yang diterima daun untuk berfotosintesis. Tanaman akan lebih cepat tumbuh besar.

Kelembaban dan suhu tanah juga dapat meningkat jadi lebih hangat. Namun kalau kita lihat dari sisi kesehatan tanahnya sendiri, sebenarnya dampak negatif yang dihasilkan jauh lebih merugikan dari dampak positifnya.

Setelah masa tanam berakir kita akan mendapati tekstur tanah bedengan yang menggunakan mulsa plastik menjadi sangat keras dan kering. Dalam beberapa kasus permukaan tanah akan mengalami penggaraman yang ditandai dengan bedengan yang pecah-pecah dan berwarna keputihan.

Selain itu selama menggunakan mulsa plastik suhu tanah naik tidak terkontrol. Hal ini akan menyebabkan organisme pengurai di dalam tanah tidak dapat bertahan hidup.

Tidak lagi kita jumpai tanda-tanda aktifitas keberadaan cacing tanah. Ketika keberadaan organisme pengurai ini berkurang, dampaknya penggunaan pupuk menjadi tidak efisien. Tanaman akan membutuhkan lebih banyak lagi pupuk kimia yang diberikan setiap musimnya

Pembibitan dan Penanaman
Sebenarnya dalam dunia pertanian dan bercocok tanam aktifitas pembibitan adalah mutlak perlu. Alasannya cukup sederhana, yaitu memberikan kesempatan yang lebih besar pada tanaman untuk tumbuh dengan baik sampai dewasa.

Benih yang berupa biji kalau langsung ditanam di lahan terbuka kemungkinan gagal untuk tumbuh sangat tinggi. Hal ini dikarenakan banyak predator yang makanan utamanya biji dan benih yang baru berkecambah.

Selain itu guyuran air hujan dan sengatan panas matahari juga menjadi masalah utama perkecambahan pada benih yang ditanam langsung di lahan. Ketika turun hujan biji dapat terbawa oleh aliran air.

Kalaupun benih berhasil berkecambah, kondisi benih masih sangat lemah. Akibatnya ketika terkena paparan sinar matahari langsung daun semu dan akar yang baru muncul akan mengering karena terkena panas matahari.

Untuk itu pada tanaman kubis merah yang sifatnya terbilang cukup sensitif terhadap perubahan lingkungan yang mendadak, sebaiknya dilakukan pembibitan terlebih dahulu. Saya melakukan pembibitan menggunakan tray plastik di dalam greenhouse sederhana dengan naungan plastik UV selama 2 minggu.

Salah satu kunci keberhasilan dalam pembibitan di sini adalah kondisi media tanam yang gembur.

Campuran pupuk kandang dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1 bisa dijadikan patokan utuk pembenihan semua jenis macam sayuran.

Pupuk kandang akan menyediakan sumber nutrisi yang dibutuhkan oleh benih selama masa pertumbuhan, sedangkan sekam bakar dengan keampuan menahan airnya yang cukup tinggi akan menyediakan kondisi media tanam yang lembab.



Jarak tanam nantinya disesuaikan dengan target bobot panen. Kalau teman-teman ingin bobot panen sayur kol berukuran jumbo atau 1 kg lebih maka jarak tanam yang ideal 50 cm. Tapi kalau ingin ukuran krop sayur kol kecil atau di bawah 500 gr, jarak tanam cukup 30 cm.

Perawatan dan Pemupukan
Tanaman kol merah, brokoli, kembang kol, sawi dan pakchoy merupakan satu family tanaman dari golongan brassica. Maka dalam hal perawatan semua jenis tanaman sayuran tersebut sama. Begitu pula hama dan penyakit yang sering menyerang.

Hama yang paling umum dijumpai ketika menanam sayuran brassica diantaranya ulat daun plutella dan kutu persik. Pencegahan dapat dilakukan dengan menanam refugia atau tanaman pendamping. Bunga matahari, kenikir dan daun bawang bisa dijadikan solusi pencegahan serangan ulat dan kutu daun yang paling efektif. Namun apabila tanaman tetap terserang hama, sebaiknya dilakukan penyemprotan dengan pestisida organik.

Ada satu teknik klasik untuk membasmi hama ulat daun. Yaitu mengorbankan tanaman dari jenis yang sama agar dimakan ulat. Tanaman yang cocok, murah dan cepat tumbuh adalah sawi. Ketika tanaman sawi mulai diserang hama segera cabut dan musnahkan dengan cara dibakar atau ditimbun di dalam tanah. Untuk memaksimalkan efek yang dihasilkan sebaiknya  menanam tanaman pancingan tersebut 3 minggu sebelum dilakukan pindah tanam kol merah.

Untuk pemenuhan nutrisi tanaman dilakukan dengan cara pemupukan susulan yang dilakukan setiap minggu. Seperti yang kita ketahui pupuk dasar atau pupuk kandang yang diberikan sewaktu pembuatan bedengan tidak dapat langsung dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi oleh perakaran tanaman. Perlu terjadi proses perombakan terlebih dahulu oleh organisme di dalam tanah.

Agar tanaman dapat segera tumbuh dengan cepat, maka perlu dilakukan pemberian nutrisi yang siap serap oleh akar tanaman. Untuk itu kita gunakan pupuk POC (Pupuk Organik Cair) yang terbuat dari fermentasi urin kelinci dengan EM4. Berikan POC yang telah dilarutkan dengan air bersih. Perbandingan yang optimal adalah 1:10.

Berikan larutan POC yang telah diencerkan ke setiap tanaman di bedengan dengan cara dikocor di sekitar tanaman. Dosis yang digunakan adalah 1 gelas atau 300 ml untuk setiap 1 tanaman yang diberikan setiap 1 minggu sekali.









Kamis, 23 Mei 2019

4 Langkah Menanam Brokoli Dari Biji Sampai Panen


TANILOKAL - Satu lagi kabar gembira buat yang hobi menanam sayuran. Sekarang sudah ada benih brokoli hibrida lokal yang dapat tumbuh di dataran rendah atau daerah panas. Jadi buat kawan-kawan yang tinggal di perkotaan bisa mulai mencoba menanam salah satu sayuran bunga favorit yang satu ini. 

Sayur brokoli yang kita makan selama ini adalah bagian bunga dari tanaman keluarga brassica atau sawi-sawian. Bunga tersebut muncul di bagian tengah ujung tanaman setelah dewasa.


Keunikan dari tanaman brokoli salah satunya adalah dapat menghasilkan krop bunga sebanyak 2 kali. Jadi kalau kita ingin mendapatkan panenan bunga brokoli lagi dalam waktu singkat, saat panen jangan mencabut tanaman sampai ke akarnya. Cukup potong bagian bunga brokoli dan biarkan tanaman mengeluarkan tunas baru yang akan menghasilkan bunga di ketiak daun.

Untuk dapat mulai menghasilkan krop bunga, dibutuhkan waktu setidaknya 1,5 bulan setelah pindah tanam. Semakin tua umur tanaman maka semakin besar pula ukuran bunga yang dihasilkan. Jadi kalau kita ingin ukuran bunga yang kecil (150 gr) cukup 6 minggu saja setelah tanam segera dipanen hasilnya. Rekor ukuran bunga brokoli yang saya tanam seberat 550 gr.



Bagi yang penasaran gimana cara menanam brokoli, langsung simak penjelasannya di bawah ini.

1. Pilih Benih Sesuai Kondisi Lingkungan
Ada dua jenis benih yang beredar di pasaran. Benih brokoli untuk dataran tinggi dan benih brokoli dataran rendah. Benih tersebut sudah melalui tahapan ujicoba sedemikian rupa, jadi kalau nggak ingin buang-buang waktu karena tanaman mati mendadak tanpa sebab, pastikan memilih benih yang tepat.

Lokasi kebun saya sendiri di kaki Gunung Prau, Kabupaten Temanggung. Kondisi lingkungan lahan cukup dingin dan berangin dengan altitude 1100 mdpl. Untuk itu benih yang saya pakai untuk menanam brokoli menggunakan benih khusus dataran tinggi merk Known You Seed .

Agar tanaman tumbuh dengan baik sekaligus mengurangi resiko dimakan hama pengerat batang, saya lakukan pembibitan terlebih dahulu selama 2 minggu menggunakan tray plastik.

Seperti biasa media tanam yang saya pakai berupa campuran pupuk kandang kotoran kambing dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1.

Pastikan untuk selalu menjaga kelembaban media tanam. Benih yang masih muda sangat rentan mengalami stres akar bila kondisi media tanam kering.
 
2. Pahami Musuh Tanaman di Lahan dan Cara Pencegahannya
Tanaman dari keluarga brassica memiliki hama endemik. Hama yang paling sering kita jumpai menyerang bagian daun tanaman. Hama pemakan daun tersebut diantaranya ulat plutella, dan kutu daun persik.

Penangan hama yang terlambat bisa menyebabkan tanaman habis dimakan ulat dalam waktu singkat. Ulat plutella sendiri berasal dari ngengat diamondback moth yang sekali bertelur di daun tanaman mampu menghasilkan puluhan sampai ratusan telur. Untuk itu pencegahan sangat diperlukan kalau kita menginginkan pertumbuhan tanaman yang sehat dengan hasil panen yang memuaskan.

Salah satu trik yang saya gunakan untuk mengurangi kemungkinan adanya serangan hama tersebut adalah dengan menanam refugia. Refugia dari tanaman bunga marigold atau kenikir, bunga matahari serta daun bawang bisa dijadikan solusi yang cukup ampuh dalam mencegah serangan hama pada tanaman brassica.



Kenikir dan daun bawang mengeluarkan aroma yang tidak disukai oleh ngengat diamondback moth yang akan bertelur di daun brokoli. Sedangkan bunga matahari merupakan rumah bagi ladybug yaitu serangga predator alami pemakan kutu daun persik.

Pencegahan secara alami tersebut selain ramah lingkungan, kita sendiri juga akan mendapat hasil panen sayuran yang sehat terbebas dari residu bahan kimia pestisida. Sebagai petani sayur kesehatan kita juga tidak terganggu akibat efek samping dari penggunaan pestisida atau obat-obatan kimia berbahaya.


Memahami bagaimana alam bekerja secara harmoni seperti ini sangatlah penting. Agar generasi di masa depan dapat terus bertani dengan teknik-teknik ramah lingkungan yang berkelanjutan sekaligus sehat bagi tubuh.

3. Penanaman dan Pemupukan
Bibit yang sudah berumur 2 minggu bisa segera dipindahkan ke bedengan. Buat lubang dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm. Campurkan tanah galian dengan pupuk kandang sebanyak 2 gelas, agar tanaman bisa segera beradaptasi dengan lingkungan baru dan mendapat nutrisi yang cukup.

Proses pindah tanam sebaiknya dilakukan di pagi hari sebelum jam 10, atau sore hari setelah jam 15.00. Penanaman di siang hari dapat menyebabkan tanaman stres karena terkena panas sinar mathari dan dapat menyebabkan kematian bibit.



Terdapat 2 program pemupukan yang saya lakukan setiap kali menanam sayuran, yaitu aplikasi pupuk dasar dan pemupukan rutin mingguan.


Aplikasi pupuk dasar dilakukan bersamaan ketika dilakukan pembenihan. Bedengan kita siapkan dengan membuat gundukan berukuran lebar 70 cm dengan tinggi 15 cm, kemudian tambahkan pupuk kandang sebanyak 3 kg untuk setiap 1 meternya. Campurkan pupuk dengan tanah bedengan secara merata.

Apabila kita menanam di lahan bekas budidaya padi, perlu ditambahkan juga pupuk dolomit. Fungsi dari pupuk dolomit adalah untuk menetralkan pH tanah yang terlalu asam. Untuk setiap 1 meter taburi dolomit secara merata sebanyak 1 gelas.

Karena tanaman brokoli menyukai tanah yang lembab, gunakan jerami padi untuk menutupi permukaan bedengan. Cukup tebarkan jerami padi secara acak alami seperti tanaman padi yang roboh hingga seluruh permukaan tanah tertutupi. Jangan menata jerami padi dengan rapi atau berlajur, karena dapat menghambat sirkulasi udara di permukaan tanah dan menyebabkan tanah mengeras.




Aplikasi pupuk susulan saya menggunakan POC (Pupuk Organik Cair) fermentasi yang terbuat dari urin kelinci dan EM4. POC urin kelinci mengandung nutrisi NPK yang cukup bagi pertumbuhan brokoli hingga dewasa. Selain itu proses fermentasi yang terjadi selama pembuatan POC membuat larutan pupuk cair ini mengandung banyak bakteri yang bermanfaat baik bagi tanaman maupun organisme dalam tanah.

Sebelum digunakan, POC murni perlu diencerkan terlebih dahulu menggunakan air bersih dengan perbandingan 1:10. Kalau teman-teman punya alat TDS, nilai yang tertera setelah pengenceran nantinya berkisar antara 2000- 2500ppm.

Lakukan pengocoran ke tanaman brokoli setiap minggu sebanyak 300 ml per tanaman. Usahakan untuk tidak mengenai batang tanaman ketika melakukan pengocoran larutan pupuk POC.

4. Penyimpanan Hasil Panen 

Bunga brokoli termasuk sayuran yang rentan rusak dan teroksidasi. Setelah panen segera bungkus bunga brokoli dengan menggunakan plastik wrap kemudian simpan di kulkas. Dengan teknik tersebut setidaknya bunga brokoli akan tetap segar selama 5-7 hari.






Rabu, 22 Mei 2019

Punya Lahan Sempit ? Manfaatkan Untuk Menanam 5 Sayuran Ini


TANILOKAL - Sekarang ini pertanian tidak lagi selalu identik dengan lahan yang luas. Pekarangan rumah yang sempit pun bisa kita sulap menjadi taman aneka sayuran. Selain membuat pekarangan lebih cantik, kita jadi bisa menyediakan sayuran segar yang sehat untuk keluarga setiap hari.

Berikut 5 jenis sayuran yang perlu kamu coba untuk ditanam di lahan sempit. 

Selada
Tanaman yang satu ini bisa menjadi pilihan pertama bagi pekebun pemula yang ingin mendapatkan hasil panen dalam waktu singkat. Hanya dalam waktu 30  hari setelah tanam Anda sudah bisa memanen hasilnya.

Selain itu selada termasuk salah satu tanaman sayuran yang paling gampang dibudidayakan. Jarang sekali hama khususnya ulat pemakan daun yg menyerang tanaman ini. Alasannya cukup sederhana, tanaman selada mengandung banyak air dan sedikit pahit ,sehingga tidak disukai ulat pemakan daun.

Perlu diingat tanaman ini membutuhkan kondisi lingkungan yang dingin dan sejuk. Penanaman selada di tempat yang panas dan lembab akan menyebabkan tanaman menjadi pahit atau bolting, yaitu tanaman memasuki fase generatif lebih awal dengan ditandai munculnya bunga.

Tapi tunggu dulu, saat ini tersedia paranet atau naungan yang terbuat dari bahan plastik berwarna hitam yang dijual di toko pertanian atau toko tanaman hias. Paranet memiliki fungsi untuk menyaring sinar matahari yang masuk ke lahan, sehingga suhu lingkungan di bawah naungan paranet akan lebih dingin dan sejuk.

Jenis selada yang bisa kamu coba tanam di pekarangan rumah diantaranya; green romaine, red romaine, green coral, red coral, butterhead dan iceberg. Dari 6 jenis selada tersebut, saya pribadi paling menyukai selada iceberg atau selada bokor.

Selada iceberg memiliki keunggulan berupa rasa yang lebih manis dibandingkan jenis selada yang lainnya. Selain itu selada iceberg juga lebih renyah dan segar karena kandungan airnya yang tinggi. Bagi kamu yang suka makan burger atau kebab, selada yang dipakai itu adalah selada iceberg.

Bawang Merah
Bahan bumbu masakan super mainstream yang satu ini bisa dipastikan selalu kita temui di dapur. Dan sensasi masak yang paling menarik adalah ketika kita dapat menggunakan bawang merah sebagai bumbu yang segar dari hasil tanam sendiri.


Ada yang unik dari tanaman bumbu dapur yang satu ini. Dari satu umbi yang ditanam, dalam waktu 1,5 bulan setidaknya akan menghasilkan 5-9 umbi. Selain hasil panennya yang melimpah, menanam bawang merah di antara tanaman sayuran jenis lain akan memberikan keuntungan lebih.

Tanaman dari keluarga alium atau bawang-bawangan menghasilkan aroma yang tidak disukai oleh serangga. Untuk itu tanaman bawang sangat cocok dijadikan sebagai companion atau tanaman pendamping aneka sayuran seperti brokoli, kubis, selada, dan kapri. Aromanya yang menyengat menyebabkan serangga enggan untuk bertelur di daun tanaman sayur keluarga sawi-sawian.

Cara menanam bawang merah sangatlah gampang. Potong ujung umbi bawang merah yang ada di dapur, kemudian benamkan di tanah. Usahakan untuk tidak membenamkan seluruh bagian umbi, pastikan ujung umbi yang terpotong tadi tidak tertutupi tanah agar pertumbuhan tunasnya tidak terhambat. Jarak tanam antar umbi yang ideal adalah 10-15 cm.

Kacang Kapri
Aneka sop, dan oseng-oseng selalu gak bisa lepas dari keberadaan kacang kapri. Kacang kapri masuk dalam keluarga leguminosa. Yaitu tanaman kacang-kacangan yang memiliki kemampuan bersimbiosis dengan bakteri rhizobium.

Kerjasama antara bakteri dan tanaman tersebut terjadi di sistem perakaran tanaman kacang-kacangan. Dimana tanaman akan mendapatkan keuntungan berupa kemampuan dalam memanfaatkan nitrogen di udara sebagai sumber pupuk N (Nitrogen). Sedangkan bakteri rhizobium mendapatkan makanan berupa gula yang dilepaskan oleh akar tanaman.



Untuk dapat mengaktifkan kemampuan kacang kapri dalam bersimbiosis dengan bakteri rhizobium, kita perlu memberikan perlakuan ke benih terlebih dahulu.
Rendam biji kacang kapri ke dalam larutan yang telah diberikan bibit bakteri rhizobium. Bibit bakteri rhizobium bisa kita dapatkan di toko online dalam bentuk bubuk atau pupuk. Harganya pun cukup terjangkau hanya 15-20rb rupiah per kemasan yang bisa digunakan untuk 1 kg benih kacang kapri.

Setelah benih kapri diberikan perlakuan perendaman dalam larutan bakteri rhizobium, selanjutnya benih dapat langsung kita tanam di lahan. Benamkan 2-3 biji kapri untuk setiap lubang tanam dengan jarak 10-15 cm antar lubang tanam. Dalam waktu 1 bulan tanaman ini mulai menghasilkan bunga dan buah secara kontinyu setidaknya selama 2 minggu sampai 1 bulan.

Kubis Ungu dan Brokoli

Sayuran yang nggak kalah menarik untuk ditanam adalah kubis ungu. Meskipun tanaman kubis lumayan bandel dan banyak perusak berupa hama pemakan daun, namun tidak ada salahnya mencoba untuk membudidayakan kubis ungu di pekarangan.

Setidaknya dibutuhkan waktu selama 1,5 bulan dari pindah tanam untuk bisa dipanen kropnya. Sepanjang pertumbuhan tersebut hama pemakan daun bakalan sering kita jumpai memakan daun tanaman.

Salah satu trik yang saya gunakan untuk mencegah serangan hama pemakan daun adalah dengan menanam refugia.

Refugia adalah tanaman aneka bunga yang mengeluarkan aroma tidak sedap yang dapat mencegah serangga bertelur di daun sayuran. Refugia yang sering saya tanam di samping kubis ungu di antaranya daun bawang dan marigold atau bunga kenikir.

Sebaiknya menanam refugia sebulan sebelum dilakukan pindah tanam bibit sayuran keluarga sawi-sawian. Semakin beragam refugia yang kita tanam, maka semakin kecil kemungkinan tanaman sayuran kita diserang oleh ulat pemakan daun.

Jarak tanam untuk kubis ungu dan brokoli minimal 50-75 cm antar tanaman. Sedangkan untuk refugia sebaiknya ditanam di tengah-tengah tanaman kubis untuk memaksimalkan perlindungan yang diberikan.





Selasa, 21 Mei 2019

Cara Menanam Zucchini Di Pekarangan Rumah


TANILOKAL Bagi yang punya halaman rumah atau teras dengan ukuran yang cukup luas, tanaman sayur zucchini yang satu ini sangat cocok untuk dibudidayakan di halaman rumah. Selain perawatannya gampang, bunga yang dihasilkan pun juga dapat dimakan. 


Setidaknya setiap hari tanaman zucchini dewasa yang telah berumur 40 hari setelah tanam dapat menghasilkan 1-3 kelopak bunga. Kalau kita menanam 5 pohon sayur zucchini jumlah bunga yang dihasilkan tentu lebih dari cukup untuk bahan camilan sehat harian keluarga.


Buah zucchini juga tidak kalah menarik. Banyak olahan yang bisa dibuat dari buah zucchini, mulai dari zucchini panggang, pasta zucchini, atau zucchini goreng berbalut tepung bumbu.


Berikut tahapan cara menanam zucchini di pekarangan rumah


Memilih Jenis Benih 

Terdapat 2 jenis zucchini berdasarkan warna buah yang dihasilkan, yaitu zucchini hijau dan zucchini kuning. Keduanya dari segi bentuk dan rasa buah sebenarnya sama, hanya saja zucchini kuning lebih banyak digemari karena warnanya yang eksotis dan menarik.

Dari pengalaman saya ketika menanam zucchini di pekarangan rumah, bibit merk Known You Seed menghasilkan buah yang cukup baik dengan kondisi tanaman yang sehat serta tahan penyakit powdery mildew atau jamur daun dan batang.


Benih dapat dengan mudah kita dapatkan di toko online seperti tokopedia, bukalapak atau blibli. Harganya pun tergolong murah berkisar 15-25rb rupiah, setiap kemasannya berisi 20-50an biji.


Persiapan Bibit

Untuk mendapatkan hasil pertumbuhan tanaman yang optimal, sebaiknya biji ditanam terlebih dahulu di tray pembibitan. Tanaman zucchini merupakan sayuran berbatang lunak, sehingga biji yang langsung ditanam di lahan terbuka sangat disukai oleh serangga pemakan batang tanaman muda.

Siapkan tray pembenihan yang diisi media tanam berupa campuran pupuk kandang dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1. Benamkan biji sampai tertutup media tanam seluruhnya.


Nantinya benih akan mulai berkecambah setelah 4 hari. Pastikan media tanam selalu lembab tapi tidak terlalu basah agar benih mendapatkan cukup udara. Setelah 10 hari bibit sudah dapat dipindahkan ke lahan atau pot pembesaran.


Persiapan lokasi dan waktu penanaman 

Tanaman zucchini merupakan tanaman asal Mexico dan Amerika tengah yang menyukai iklim kering sejuk dan dingin. Penanaman di musim penghujan yang lembab dapat berisiko tinggi terserang powdery mildew atau jamur batang dan daun. Untuk itu penanaman yang paling baik di lakukan di akir musim penghujan.


Selain itu paparan sinar matahari juga mempengaruhi kualitas buah dan kesehatan tanaman. Tentukan lokasi lahan yang cukup tersedia naungan pohon namun tetap memberikan kesempatan pada tanaman zucchini untuk mendapatkan paparan sinar matahari langsung khususnya di waktu pagi hari.

Lakukan pengolahan lahan lokasi penanaman dengan membuat bedengan berukuran lebar 75 cm dengan tinggi bedengan 10-15 cm. Untuk setiap 1 meter tambahkan pupuk kandang sebanyak 2-3,5 kg yang ditabur secara merata di atas bedengan kemudian dicampur dengan tanah.


Untuk mencegah penguapan sekaligus menjaga tanah tidak cepat kering, gunakan jerami padi untuk menutupi seluruh permukaan bedengan. Jerami padi akan menjaga tanah tetap lembab dan memberikan kondisi lingkungan yang baik bagi organisme dalam mengurai pupuk untuk menjadi sumber nutrisi siap serap oleh perakaran tanaman.


Apabila ingin menanam dengan menggunakan pot, gunakanlah pot yang berukuran besar dengan media tanam berupa campuran pupuk kandang, sekam bakar dan tanah dengan perbandingan 1:1:1.


Tanaman zucchini dewasa nantinya dapat tumbuh cukup besar dengan lebar kanopi antara 70-120cm. Untuk itu pastikan ukuran bedengan ataupun pot cukup besar agar pertumbuhan akar di dalam tanah tidak terhambat.


Waktu pindah tanam bibit ke lahan atau pot yang paling baik adalah di pagi hari sebelum jam 10 dan sore hari mulai jam 4 sore. Penanaman di siang hari atau ketika matahari mulai terik dapat menyebabkan bibit tanaman stres bahkan mati.


Pemupukan Susulan dan Perawatan 

Bagi yang sudah familiar dengan POC atau Pupuk Organik Cair, jenis pupuk yang satu ini sangat efektif untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Selain mengandung nutrisi NPK yang seimbang, POC yang berbahan baku urin kelinci juga ampuh dalam mencegah serangan penyakit pada tanaman sayuran zucchini.

Berikan larutan POC yang telah diencerkan dengan air menggunakan perbandingan 1:10 sebanyak 1 gelas atau sebanyak 300ml setiap minggunya. Aplikasi larutan POC adalah dengan cara dikocor secara langsung di sekitar perakaran tanaman dengan jarak 10 cm dari batang tanaman.


Untuk menjaga agar kanopi tidak terserang penyakit powdery mildew sekaligus menjaga sirkulasi udara di sekitar tanaman agar tetap baik, lakukan pemangkasan pada daun yang mengering atau layu. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong daun 5 cm dari batang utama.


Panen dan Penyimpanan

Ada 2 jenis produk yang bisa kita dapatkan dari penanaman zucchini, yaitu bunga dan buah. Untuk mendapatkan bunga yang berkualitas, segar dan masih dalam kondisi kuncup yang terbuka, sebaiknya panen bunga dilakukan waktu subuh atau jam 4 pagi. Panen bunga di atas jam 7 pagi akan menyebabkan bunga mekar sempurna dan sulit untuk disimpan dalam kemasan.

Sedangkan untuk buah zucchini, panen dapat dilakukan di pagi hari mulai jam 6 sampai jam 10 pagi. Buah dan bunga zucchini dapat tetap segar selama 1 minggu apabila di simpan di dalam kulkas.


Selain itu tanaman zucchini memiliki keunikan terus berbuah sepanjang tanaman masih hidup. Setidaknya setiap 3 hari tanaman akan menghasilkan bunga betina yang nantinya akan menjadi buah. Untuk itu lakukan panen secara berkala, karena buah zucchini yang terlalu lama dibiarkan dan tidak segera dipanen dari pohonnya dapat tumbuh sampai berukuran 3kg lebih.




Beranda pertanian masa kini